Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengawali perdagangan pekan ini dengan kinerja yang kurang memuaskan. Di pasar spot, rupiah ditutup di level Rp 14.428 per dolar Amerika Serikat (AS). Artinya rupiah melemah 0,37% dibanding posisi penutupan akhir pekan lalu di Rp 14.375 per dolar AS.
Di sisi lain, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga bernasib sama. Mata uang Garuda ini tercatat terkoreksi 0,35% ke Rp 14.453 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan, pelemahan rupiah didukung baik sentimen eksternal maupun internal.
Dari sisi eksternal, penguatan dolar AS imbas dari pernyataan hawkish Federal Reserve soal perubahan suku bunga masih jadi faktor penekan rupiah.
“Sementara dari internal, kondisi kasus harian Covid-19 yang kembali meningkat tajam menimbulkan kekhawatiran bagi para investor. Belum lagi, adanya potensi pengetatan pembatasan sosial yang turut memperkuat kekhawatiran pasar,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Senin (21/6).
Baca Juga: Tak berdaya, rupiah ditutup melemah ke Rp 14.428 per dolar AS pada hari ini (21/6)
Menyambut perdagangan Selasa (22/6), Faisyal melihat masih ada potensi bagi rupiah untuk melanjutkan tren negatif. Dari dalam negeri, kekhawatiran soal lonjakan kasus harian dan kejelasan pengetatan pembatasan sosial masih tetap akan membayangi rupiah.
Sedangkan dari sisi eksternal, pasar akan menantikan pidato dari John Williams, Gubernur The Fed New York. Pada pidato sebelumnya, John sempat memberikan pernyataan yang cenderung hawkish terkait kebijakan The Fed selanjutnya.
“Jika nanti pidatonya kembali bernada hawkish, tekanan bagi rupiah akan semakin kuat,” imbuh Faisyal.
Pada perdagangan besok, dia pun memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp 14.370 - Rp 14.500 per dolar AS.
Selanjutnya: Jaya Real Property (JRPT) incar marketing sales naik 10% di tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News