kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kode broker bakal dihapus, ini kata investor kawakan pasar modal


Minggu, 21 November 2021 / 06:13 WIB
Kode broker bakal dihapus, ini kata investor kawakan pasar modal
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah cukup lama memiliki rencana penghapusan kode broker saham.


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akan ada yang berbeda dengan tampilan layar perdagangan atawa running trade bursa saham. Ini menyusul bakal dihilangkan kode broker atau anggota bursa (AB) dalam tampilan tersebut. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) sejatinya sudah cukup lama memiliki rencana penghapusan tersebut. Pihak bursa bahkan sempat ingin memberlakukan penghapusan ini pada 26 Juli kemarin.

Namun, rupanya belum semua AB siap dengan kebijakan yang juga butuh sistem anyar tersebut. Sehingga, BEI memutuskan untuk menunda kode broker hingga bulan depan. Mulai 6 Desember tahun ini, kode broker di running trade bakal dihilangkan.

Tidak munculnya kode broker hanya berlangsung selama jam perdagangan berlangsung. Kode broker tetap akan kembali muncul di ringkasan perdagangan setelah jam bursa ditutup sore hari.

"Jadi, efeknya tidak signifikan. Akan sangan signifikan kalau kode broker saat jam perdagangan berakhir juga dihapus," terang Hishmad Abubakar Al Amudi, Founder Bandarmology.id.

Baca Juga: IHSG naik 1,04%, rata-rata nilai transaksi harian naik 12,67% dalam sepekan

Maklum saja, investor mazhab ini perlu mengetahui siapa broker teraktif sebelum mengintip potensi saham yang bakal naik. Melalui tiga atau lima broker teraktif, investor bandarmology bisa mengetahui saham apa yang tengah memiliki volume tinggi namun memiliki anomali.

Distribusi atau aksi jual yang menekan harga saham itu normal. Begitu pula sebaliknya. Pergerakan baru bisa disebut anomali jika harganya cenderung datar, namun ada distribusi volume saham yang dilakukan oleh pelaku pasar tertentu, sebut saja bandar.

Itu merupakan waktu yang tepat untuk melakukan akumulasi beli. Pria yang memiliki sapaan Al itu menyarankan, jangan panik jika ada penurunan harga. "Selama distribusi masih jalan, penurunan hanya sesaat dan masih ada kemungkinan menguat," imbuhnya.

Atau, anomali lain berupa penurunan harga saham, tapi masih ada distribusi volume saham. Posisi ini mengindikasikan bandar mengerek harga sembari menjual saham secara bertahap. "Anomali ini menunjukkan adanya potensi reversal," tambah Al.

Investor kawakan Eyang Ratman pun menilai, no issue dengan penghapusan kode broker. "Mau ada atau tidak, bagi saya sama saja," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.

Pasalnya, iya tidak pernah memperhatikan kode broker jika sedang ingin bertransaksi jangka pendek atawa trading. Eyang hanya mencermati pergerakan harga dan volume saham.

"Kalau untuk investasi jangka panjang, yang saya lihat fundamental. Jadi, saya, sih, netral saja mau ada atau tidak kode broker itu. Di luar sana juga kita tidak tahu siapa yang jual beli saham Tesla, Apple atau google," terang Eyang.

Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa Laksono Widodo menjelaskan, latar belakang penghapusan kode broker adalah untuk mengurangi herding behaviour atau aksi menggiring pasar ke saham tertentu. Dihapusnya kode broker juga bisa menghemat bandwith data sehingga running trade bisa berjalan lebih ringan.

Laksono menegaskan, tidak adanya kode broker juga menjadi hal lumrah di bursa dunia, sehingga kebijakan ini sebuah best practice. "Penghapusan kode broker juga tidak membuat bursa menjadi tertutup karena kode broker tetap akan muncul di akhir perdagangan," tandas Laksono.

Selanjutnya: IHSG masih berpotensi menembus rekor baru lagi pekan depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×