Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Kohlberg Kravis Roberts & Co. L.P (KKR), sebuah perusahaan investasi asing akan menjadi pemegang saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dalam waktu dekat. KKR akan membeli 9,5% saham AISA dari pemegang saham pengendali AISA, yakni Grup Tiga Pilar Sejahtera (TPS).
Joko Mogoginta, Direktur Utama AISA mengatakan, pemegang saham pengendali telah menandatangani kesepakatan penyelesaian transaksi dengan KKR itu pada 20 Juli 2013. TPS Grup akan mengalihkan sebagian sahamnya secara langsung ke KKR Asset Management LLC. Sayangnya, Joko enggan bilang nilai transaksi tersebut.
Jika dihitung menggunakan harga AISA, Senin (22/7), di Rp 1.530 per saham, akuisisi 9,5% saham setara dengan 277,970 juta saham itu bisa senilai Rp 425,29 miliar.
Joko bilang, transaksi ini akan berlangsung bulan Agustus nanti. KKR akan menjadi pemegang saham terbesar kedua setelah TPS. Dus, KKR akan menempatkan satu orang di jajaran dewan komisaris AISA. Untuk memuluskan divestasi saham ini, AISA telah menunjuk Rabobank International Singapore Branch dan PT Rothschild Indonesia sebagai penasihat bersama TPS Grup.
Dari laporan keuangan per Maret 2013, komposisi pemegang saham seri A AISA 135 juta saham setara 4,61% digenggam masyarakat. Sementara saham Seri B sebesar 27,86% milik PT Tiga Pilar Corpora, Primanex Pte. Ltd memegang 10,50% dan PT Permata Handrawira Sakti memiliki 10,12%, sisanya 46,91% milik masyarakat.
Sjambiri Lioe, Direktur AISA bilang, AISA lebih memilih mekanisme divestasi saham ketimbang menerbitkan saham baru dengan mekanisme private placement. Sebab, private placement membuat efek dilusi bagi pemegang saham lain.
Sjambiri yakin, masuknya KKR akan mempermudah rencana akuisisi perusahaan besar dan bisa menjangkau pasar internasional yang lebih luas. "Kalau KKR sudah masuk, tidak hanya bisa memberikan kontribusi dari segi pendanaan. Namun, KKR bisa membantu kami membidik perusahaan besar untuk diakuisisi," kata dia.
Selain itu, AISA juga ingin mendistribusikan produk ke 10 negara. Perseroan ini menganggarkan belanja modal Rp 800 miliar untuk menambah kapasitas produksi dan memperluas pasar.
Ridha Wirakusumah, Direktur KKR Asia Tenggara memandang, investasi di AISA membawa untung besar. KKR bahkan sudah melirik AISA sejak delapan bulan lalu. Selain AISA, KKR berencana masuk ke beberapa emiten di Indonesia. "Kami ingin berinvestasi sebanyak-banyaknya di Indonesia," jelas dia.
KKR menargetkan portofolio di kawasan Asia bisa US$ 6 miliar. Tapi, Ridha enggan menyebut, rencana nilai investasi di Indonesia. Yang jelas, KKR akan mencari perusahaan yang berbasis pelanggan.
Masuknya investor asing disambut positif oleh investor. Kemarin, harga AISA mencetak harga tertinggi di tahun ini sebesar Rp 1.530 per saham. Harga AISA naik 6,25% dari hari sebelumnya.
Analis MNC Securities Reza Nugraha mengatakan, dibandingkan emiten konsumer lain, pertumbuhan kinerja AISA memang lebih rendah. Namun, AISA sudah memiliki pangsa pasar khusus yang membuat prospek AISA secara jangka panjang cukup menjanjikan. Apalagi, AISA kini mulai menguasai produksi beras dan snack. Masuknya KKR akan membuat AISA semakin seksi di mata investor. AISA akan mudah mendapatkan pendanaan.
Namun, harga AISA sudah cukup premium. Sentimen ini hanya membuat harga AISA berpotensi naik di jangka pendek. Reza merekomendasikan hold saham AISA di harga Rp 1.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News