Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diprediksi akan tumbuh positif di tahun 2024. Hal ini terlihat dari penjualan SIDO yang meningkat 12,9% secara year on year (YoY) tetapi turun tipis 20% secara quarter on quarter (QoQ) menjadi Rp 843,06 miliar pada kuartal II-2024.
Equity Research Analyst PT Binaartha Sekuritas Eka Rahmawati Rahman mengatakan, peningkatan penjualan SIDO tersebut didorong oleh peningkatan volume di semua segmen bisnis dan di pasar domestik, serta ekspor. Dia menyebutkan, untuk semester pertama 2024, total penjualan SIDO meningkat 14,7% menjadi Rp 1,89 triliun.
“Kontribusi total penjualan ekspor secara bertahap meningkat, dengan kontribusi semester pertama 2024 terhadap total penjualan sebesar 8%, naik dari 5,8% pada tahun sebelumnya,” kata Eka dalam risetnya, Senin (29/7).
Pasar Filipina tercatat menyumbang sebesar 1%-2% dari total penjualan, Malaysia 4%, dan Nigeria 1%-2% pada semester pertama 2024. Selain itu, SIDO juga menargetkan untuk meningkatkan kontribusi penjualan ekspor menjadi 10%-15% dalam tiga tahun ke depan.
Baca Juga: Asing Banyak Pungut Saham-Saham Ini Saat IHSG Terkoreksi Kemarin
Tak hanya itu, Eka mengatakan bahwa pertumbuhan kinerja SIDO di tahun ini juga didorong oleh segmen jamu dan suplemen, di mana penjualannya meningkat 8,1% YoY menjadi Rp 486 miliar. Sentimen peningkatan ini datang dari pertumbuhan dua digit pada produk Tolak Angin, Esemag, dan soft capsule.
“Lonjakan ini menghasilkan peningkatan margin laba kotor atau gross profit margin (GPM) sebesar 69,4% untuk segmen ini, yang juga dibantu oleh penurunan harga beberapa bahan baku,” kata dia.
Kemudian, segmen farmasi juga mengalami peningkatan penjualan sebesar 12,3% YoY dan 17,6% QoQ menjadi Rp 35,77 miliar, menyusul pembatalan larangan terhadap semua obat sirup, dengan pemulihan penjualan dan volume yang mendorong GPM menjadi 38,3%.
Lebih lanjut, Eka menyebutkan bahwa penjualan makanan dan minuman SIDO turut naik 21,2% YoY menjadi Rp 320,6 miliar, didorong oleh minuman berenergi di pasar domestik dan ekspor serta penjualan minuman bervitamin C. Ditambah, margin F&B yang meningkat menjadi 39,6%, dibantu oleh penurunan harga bahan baku utama seperti taurin, aspartam, asam sitrat, krimer, dan lainnya.
“Sehingga kami memperkirakan penjualan SIDO di semester kedua 2024 akan lebih tinggi, karena permintaan secara musiman lebih tinggi pada paruh kedua tahun ini, dan kinerja SIDO kemungkinan besar akan bergerak positif hingga akhir tahun,” kata Eka.
Baca Juga: Arah IHSG & Rekomendasi Saham Pilihan Kala Musim Laporan Kinerja Semester I-2024 Tiba
Selaras dengan hal ini, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus melihat, kinerja SIDO di tahun 2024, masih akan memiliki prospek yang positif, terutama dengan kenaikan daya beli dan konsumsi yang terus meningkat di tahun ini.
“Terlebih kami melihat pasar ekspor terus bertumbuh setiap tahunnya, sehingga memberikan dampak yang positif khusunya tatkala rupiah melemah,” kata Nico saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (31/7).
Nico mengatakan bahwa sejauh ini penjualan SIDO masih di dominasi oleh produk energy drink yang memberikan kontribusi terhadap penjualan, jamu dan herbal serta suplemen juga menjadi salah satu penopang.
Selain itu, dia menuturkan, SIDO juga tengah fokus untuk memperluas jaringan distribusi guna meningkatkan penjualan, baik di dalam negeri, maupun luar negeri.
“Sehingga kami juga optimistis dengan menilik kerja SIDO di tahun ini. Di mana, memang SIDO masuk di semua kalangan, dan sudah memiliki brand yang kuat di masyarakat,” imbuhnya.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Patok Pertumbuhan Dua Digit
Prospek Saham SIDO Menguat dalam Jangka Panjang
Sementara itu, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Wahyu Saputra mengatakan, secara prospek saham jangka panjang, SIDO diperkirakan masih akan bergerak menguat. Begitu juga dengan kinerjanya yang diproyeksi terus bertumbuh positif.
“Jika kita melihat kinerja SIDO di Semester I-2024, peluang FY2024 EPS bisa tumbuh di kisaran sebesar 20%-25%. Sehingga potensi yield dividen nantinya berada di 4%an,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (31/7).
Wahyu juga menilai, sentimen peluncuran produk baru dan ekspansi di pasar ekspor tetap menjadi katalis positif utamanya, “Ditambah adanya ekspansi penjualan ke Vietnam, tentunya bisa berpotensi meningkatkan penjualan dari SIDO,” kata dia.
Di sisi lain, Azis mengatakan bahwa SIDO juga bekerja sama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan Indomaret untuk menjual produk SIDO. Menurut dia, hal ini juga dapat mendorong pertumbuhan kinerja perseroan di tahun ini.
Selain itu, Wahyu menuturkan, performa keuangan SIDO yang paling menarik ada pada tiga bulan pertama tahun ini. Kemudian, valuasi dari SIDO juga tergolong cukup menarik. Terlebih lagi, kinerja SIDO sudah kembali menguat setelah turun pada beberapa periode sebelumnya.
"Terlebih pangsa pasar SIDO juga tergolong sebagai market leader di segmen obat herbal," imbuhnya.
Baca Juga: Sido Muncul Targetkan Kenaikan Kinerja Minimal 10% di 2024
Tak hanya itu, dia memprediksi sektor farmasi pada tahun 2024 ini masih menarik. Pasar domestik yang besar didorong oleh tingkat kebutuhan yang cukup tinggi pula. Hal itu membuat sektor farmasi masih memiliki ruang pertumbuhan.
"Meski begitu kami kira perlu adanya inovasi pada produk yang ditawarkan pada sektor ini, selain itu volatilitas nilai kurs rupiah juga bisa berdampak pada kinerja sektor farmasi," imbuhnya.
Dengan faktor-faktor tersebut, Wahyu merekomendasikan buy on weakness pada saham SIDO ini, dengan target harga Rp 820 per saham. Sedangkan Nico merekomendasikan buy untuk SIDO dengan target harga Rp 800 per saham.
Sementara Eka, merekomendasikan buy untuk SIDO, dengan target harga Rp 900 per saham. Rabu (31/7), harga saham SIDO stagnan di level Rp 725 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News