kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja XL Axiata di kuartal I-2020 ciamik, laba bersih tembus Rp 1,5 triliun


Senin, 11 Mei 2020 / 12:12 WIB
Kinerja XL Axiata di kuartal I-2020 ciamik, laba bersih tembus Rp 1,5 triliun
ILUSTRASI. Kinerja XL Axiata di kuartal I ciamik


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

Asal tahu saja, total pelanggan XL Axiata di periode ini sebenarnya turun tipis menjadi 55,5 juta karena persaingan yang semakin ketat. Meskipun begitu, pendapatan rata-rata per pelanggan atau average revenue per user (ARPU) XL Axiata tetap berada di Rp 36.000. 

Ini sama dengan ARPU pada kuartal IV-2019 dan naik 6% dibandingkan triwulan pertama 2019.

EXCL juga terus berinvestasi untuk memperluas dan meningkatkan kualitas jaringannya di seluruh Indonesia. Per akhir Maret 2020, XL Axiata memiliki lebih dari 133.000 base trasnceive station (BTS) atau meningkat 9% yoy.

Sebanyak lebih dari 43.000 BTS di antaranya merupakan BTS 4G. Jaringan 4G EXCL kini telah hadir dan melayani pelanggan di 449 kota/kabupaten yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: XL Axiata (EXCL) teken fasilitas pinjaman dengan BBCA Rp 1,5 triliun

Di sisi lain, beban usaha menurun 10% yoy karena beban biaya infrastruktur yang lebih rendah 23% yoy sebagai hasil dari adopsi IFRS 16. Biaya interkoneksi dan biaya lainnya juga lebih rendah 9% yoy karena menurunnya interkoneksi dari trafik layanan voice.

Biaya pemasaran juga turun 1% yoy karena terjadinya pergeseran pengeluaran ke digital. Selain itu, kenaikan signifikan pada keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara, dari Rp 105,72 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,62 triliun pada kuartal I-2020. 

Alhasil, laba bersih XL Axiata melesat 2.577,16% yoy, dari Rp 57,93 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,5 triliun pada kuartal I-2020

Menurut Dian, neraca XL Axiata juga tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah proses penjualan menara. "Rasio utang bersih terhadap EBITDA di bawah 1 kali. Free cash flow (FCF) perusahaan juga dalam kondisi yang sehat, meskipun ada kenaikan pada komitmen untuk keperluan capex dan roll-out 2020," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×