Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona telah menghambat kinerja emiten konstruksi sepanjang semester I-2020. Hal ini dapat terlihat dari perolehan kontrak baru para emiten yang mengalami penurunan cukup drastis. Salah satunya adalah PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menyebut hingga Mei kemarin, emiten anak perusahaan plat merah ini baru membukukan kontrak baru senilai Rp 1,1 triliun. Angka tersebut turun hingga 45% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
“Kami melihat kebanyakan tender proyek baru ataupun on-going proyek masih akan melambat, bahkan bisa tertunda seiring pandemi virus corona yang berkepanjangan. Kami sudah merevisi target kontrak baru WTON dari Rp 10 triliun menjadi Rp 6 triliun,” ujar Joey kepada Kontan.co.id, Senin (6/7).
Baca Juga: Kontrak baru menurun, pendapatan Wika Beton (WTON) pada kuartal I-2020 ikut menyusut
Tak hanya Joey, Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael juga telah memangkas proyeksi target kontrak baru WTON sebesar 44% menjadi Rp 5,70 triliun pada tahun ini. Sementara analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman juga memangkas dari Rp 10,40 triliun menjadi Rp 8,66 triliun.
“Perolehan kontrak baru akan paling turun pada Mei dan Juni yang merefleksikan dari dampak terberat selama pandemi virus corona. Barulah semenjak Juli akan kembali mengalami kenaikan secara bertahap seiring pembukaan kembali ekonomi,” tulis Arief dalam risetnya pada 7 Juni 2020.
Sementara ke depan, Joey menilai WTON berpotensi menjaga operating margin-nya di level 10,6% seiring dengan utilization rate yang akan kembali normal pada semester II. Joey memproyeksikan utilization rate pada tahun ini akan mencapai 72%.
“Dengan tingkat efisiensi kebanyakan pabrik yang rendah akibat rendahnya utilization rate, WTON akan melanjutkan mengurangi overhead cost mereka hingga 20% untuk meningkatkan operating leverages. Pada kuartal II-2020, WTON sudah mengurangi pekerja outsource (lewat pihak ketiga) dan biaya perjalanan bisnis, hingga menerapkan supply chain management yang lebih efisien,” jelas Joey.
Dengan potensi kontrak baru yang turun, para analis turut memangkas proyeksi pendapatan WTON pada tahun ini. Joey memperkirakan WTON akan membukukan pendapatan sebesar Rp 6,10 triliun dengan laba bersih Rp 392 miliar. Sementara Arief memangkas proyeksi pendapatan WTON menjadi Rp 8,1 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 581 miliar.
Baca Juga: Wika Beton (WTON) mencatatkan kontrak baru Rp 1,1 triliun per Mei 2020
Kendati demikian, ketiga analis tersebut sama-sama merekomendasikan untuk beli saham WTON. Arief mematok target harga Rp 490 per saham, sementara Joey dan Joshua sama-sama mematok Rp 400 per saham.
Adapun saham WTON pada perdagangan Senin (6/7) naik 1,42% ke Rp 286 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News