Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I-2020, turun 10% secara year on year (yoy). Pada periode yang sama tahun sebelumnya, WTON mampu membukukan pendapatan Rp 1,30 triliun.
Kendati pendapatan turun, anak emiten plat merah ini justru membukukan kenaikan laba bersih menjadi Rp 73 miliar atau naik 3% dari Rp 71 miliar pada kuartal I-2019.
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengatakan kinerja WTON sesuai dengan ekspektasi pasar. Perolehan tersebut juga telah memenuhi 13% total pendapatan pada tahun ini, menurut proyeksi Sucor.
Baca Juga: Wika Beton (WTON) Berharap Kinerja Tak Menyusut
“Kinerja tersebut menjadikan WTON sebagai satu-satunya BUMN kontraktor yang mencatatkan kinerja positif pada kuartal I-2020. Selain itu, WTON juga berhasil menjaga gearing di level 0,88x (2019: 0,81x) dan meningkatkan operational cash flow menjadi minus Rp 108 miliar dari minus Rp 720 miliar pada kuartal I-2019,” ujar Joey kepada Kontan.co.id, Senin (6/7).
Sementara analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman dalam risetnya pada 7 Juni 2020 mengatakan turunnya pendapatan WTON merupakan imbas dari pandemi virus corona. Pasalnya, pandemi telah memengaruhi WTON dalam mendapatkan kontrak baru.
“Dari kontrak baru, WTON hanya mendapatkan Rp 774 miliar atau turun 38% secara yoy. Sementara itu, dengan biaya penjualan yang juga turun 9% yoy, dan operating expenditure (opex) naik 13% yoy berujung pada turunnya gross profit margin & operating profit margin masing-masing menjadi 11,4% dan 9,0%,” tulis Arief.
Arief juga mengatakan imbas dari penerapan PSAK 71 ternyata tidak sebesar seperti yang ditakutkan sebelumnya. WTON membukukan recovery yang lebih besar yakni Rp 105 miliar dibanding penerapan PSAK 71 yang sebesar Rp 102 miliar.
Joey menilai ke depan WTON berpotensi memangkas belanja modal alias capital expenditures (capex) mereka. Semula WTON menganggarkan capex sebesar Rp 948 miliar untuk working capital, quarries acquisition, and service companies acquisition. Namun, Joey memperkirakan WTON akan memangkas capex-nya menjadi Rp 350 miliar.
“WTON akan memprioritaskan penggunaan capex-nya untuk proyek yang bisa langsung menghasilkan pendapatan. Serta menunda investasinya pada pengembangan pabrik baru di Boyolali dan Pasuruan seiring permintaan precast yang melemah dan utilization rate pabrik yang sudah ada masih rendah sebesar 53% hingga Mei, padahal periode yang sama pada 2019 mencapai 79%,” pungkas Joey.
Baca Juga: Wika Beton (WTON) mencatatkan kontrak baru Rp 1,1 triliun per Mei 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News