Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
Meski, bisnis logistik diproyeksikan menjadi motor penggerak pertumbuhan ASSA, Nashrullah juga memproyeksikan bisnis ASSA yang lain tetap tumbuh positif. Di segmen rental mobil korporasi, Nashrullah menilai ASSA merupakan salah satu market leader dari pasar rental mobil korporasi.
Faktor yang menjadi nilai lebih bagi ASSA adalah, segmen rental mobil korporasi memiliki profit margin yang stabil dan bisa mendatangkan keuntungan. Namun, memang tantangan bisnis tersebut saat ini, kembali lagi adalah pandemi Covid-19 dan Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang. Dampaknya, mobilitas kegiatan korporasi pun jadi terbatas.
Meski begitu, ASSA memiliki strategi bisnis lain sebagai upaya menghadapi tantangan di segmen rental mobil korporasi. Nashrullah mengatakan ASSA meluncurkan layanan baru rental mobil berbasis aplikasi bernama Sharecar yang dapat menjadi solusi atas tantangan yang menghadang ASSA saat ini. "Potensi Sharecar ke depan sangat bagus," kata Nashrullah.
Secara keseluruhan, Nashrullah memproyeksikan pendapatan ASSA di tahun ini bisa mencapai Rp 3,9 triliun. Sedangkan, pos laba bersih berpotensi tumbuh ke Rp 144 triliun. Nashrullah juga memproyeksikan bisnis Anteraja akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 80 miliar di level EBIT.
Nashrullah masih merekomendasikan beli ASSA dan memasang target harga Rp 3.000 per saham. Sementara, Willinoy Sitorus Analis Trimegah Sekuritas juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 3.300 per saham.
Sedangkan, Willy Suwanto Analis CGS-CIMB merekomendasikan add dan memasang target harga Rp 2.800 per saham.
Selanjutnya: Siap IPO, intip besaran emisi dan penggunaan dana dari 5 calon emiten baru ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News