kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja Telkom (TLKM) di pusaran persaingan industri telekomunikasi yang sengit


Selasa, 21 Januari 2020 / 16:01 WIB
Kinerja Telkom (TLKM) di pusaran persaingan industri telekomunikasi yang sengit
ILUSTRASI. Logo Telkom


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk berhasil mencatatkan kinerja positif dipusaran persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat.

Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Telkom berhasil membukukan pendapatan Rp 102,63 triliun atau naik 3,45% secara year on year (yoy).

PT Telkom juga membukukan kenaikan laba 15,64% menjadi Rp 16,46 triliun di periode yang sama. Tren positif kinerja emiten berkode saham TLKM ini ditopang oleh meningkatnya pemakaian data seluler di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Telkom dan XL Axiata targetkan pertumbuhan sesuai industri, Smartfren ingin dua kali

Analis PT Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As’ad Abdul Mufti mengatakan pendapatan segmen data meningkat secara positif. Terbukti, jumlah trafik data meningkat 55,2% yoy menjadi 112,1 juta pengguna seiring dengan masifnya pembangunan Base Transceiver Station (BTS) oleh PT Telkom.

“Telkom telah membangun 20.289 BTS baru selama sembilan bulan sepanjang tahun lalu,” jelasnya pada kontan.co.id

Jaringan 4G milik PT Telkom yang lebih dominan dari kompetitornya turut menjadi faktor peningkatan pendapatan pada segmen data seluler.

Meski begitu, kinerja segmen legacy Telkom, segmen telepon dan sms terus menurun. Dalam periode yang sama, pendapatan segmen ini berkurang hingga 20,7% yoy. Segmen data seluler dan internet menjadi faktor utama tergerusnya segmen telpon dan sms.

Menurut As’ad wajar jika segmen telepon dan sms mulai ditinggalkan. Dengan digitalisasi kebutuhan sms dan telepon telah terakomodasi oleh aplikasi berbasis online seperti whatsapp maupun line.

“Sebenarnya hanya karena perubahan tren. Bisa dibilang berubah ke era digital,” terangnya.

Tahun ini, As’ad memproyeksikan kinerja Telkom akan semakin menguat. Telkom masih akan melanjutkan ekspansi pembangunan BTS 4G. Dengan bertambahnya BTS 4G, cakupan wilayah yang dapat menikmati jaringan 4G Telkom juga akan meningkat.

Segmen penyewaan tower juga akan menopang kinerja Telkom seiring dengan peluang anak usaha Telkom, PT Dayamitra Telkomunikasi atau Mitratel mengakuisisi tower PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusidana Putra turut menambahkan dalam risetnya (30/10), meski kompetisi di sektor telekomunikasi masih akan ketat tahun ini, saham Telkom masih menjadi pilihan di sektor ini. Menurutnya ada beberapa alasan mengapa memilih saham Telkom.

Baca Juga: Perkuat konten, Telekomunikasi Indonesia (TLKM) intens dekati Netflix

Pertama, Telkom memiliki back-end network paling kuat di Indonesia mengalahkan kompetitor lainnya. Kedua, laporan keuangan Telkom selalu menunjukkan kinerja positif. Terbukti, laporan keuangan Telkom hingga kuartal ketiga tahun 2019 membukukan peningkatan pendapatan dan laba bersih.

Ketiga, menurutnya saham Telkom yang dimiliki oleh negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki risiko lebih rendah. Apalagi, Telkom selalu menunjukkan kinerja positif.

Analis PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia Raymond Kosasih menambahkan, meskipun kompetisi industri telekomunikasi tidak akan mereda tahun ini saham Telkom masih dijagokan sebagai pilihan utama.

Raymond juga menambahkan setidaknya ada beberapa sentimen negatif yang membayangi kinerja saham Telkom. Menurutnya legacy Telkom (segmen sms dan telepon) yang terus mengalami penurunan pendapatan, kompetisi yang terlalu ketat pada segmen data seluler, penawaran produk yang lebih murah dari kompetitior, dan sulitnya mengamankan lokasi baru guna membangun tower akan menjadi hambatan perusahaan tahun ini.

Meski begitu, ketiga analis masih memasang rekomendasi beli untuk saham TLKM. As’ad memasang target harga TLKM di Rp. 4.900 sedang taget harga dari Etta Rp 5.800. Di sisi lain, Raymond merekomendasikan beli dengan target harga Rp 4.525.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×