kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja SUN diramal tak semoncer tahun lalu


Jumat, 12 Januari 2018 / 19:48 WIB
Kinerja SUN diramal tak semoncer tahun lalu
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal tahun 2018, kinerja obligasi negara mengungguli obligasi korporasi. Meski begitu, keunggulan obligasi negara diprediksi tidak akan sebaik tahun lalu.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra memperkirakan obligasi negara masih bisa unggul atas obligasi korporasi sepanjang tahun ini. Namun, selisih keunggulan tersebut diyakini akan menipis, lantaran peluang penurunan imbal hasil surat utang negara (SUN) di tahun ini cenderung terbatas.

Keterbatasan penurunan imbal hasil SUN pada tahun ini ditengarai akibat tren kenaikan imbal hasil surat utang US Treassury. “Kalau berharap yield SUN akan turun lagi di tahun ini, seharusnya diikuti oleh penurunan yield surat utang global,” terang Made.

Jika mengacu pada kondisi di tahun ini, Made memperkirakan pertumbuhan kinerja INDOBex Government Total Return hanya di kisaran 10%, sedangkan INDOBeX Corporate Total Return bisa mengekor di kisaran 9%.

Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, INDOBeX Government Total Return mampu mencatatkan kinerja 16,86% sementara kinerja INDOBeX Corporate Total Return hanya 14,32%.

Anil Kumar, analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia sepakat, potensi terbatasnya penurunan imbal hasil SUN di tahun ini bisa menghambat kinerja obligasi negara. Namun, berbekal kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas yang baik, obligasi negara masih berpeluang unggul dari obligasi korporasi dalam urusan kinerja.

Peluang obligasi korporasi akan sangat bergantung dari seberapa besar pengaruh mandeknya penurunan yield terhadap kinerja obligasi negara. “Dari sini kita perlu melihat lagi bagaimana pengaruh sentimen-sentimen eksternal terhadap obligasi negara,” timbuh Anil.

Dia menilai, obligasi korporasi cenderung lebih tahan terhadap tekanan eksternal seperti dampak penerapan reformasi pajak AS dan kenaikan suku bunga acuan di negara tersebut. Pasalnya, perusahaan-perusahaan yang berkecimpung di pasar obligasi korporasi merupakan perusahaan lokal. Kinerja obligasi korporasi baru terganggu manakala sentimen eskternal tersebut turut mempengaruhi stabilitas ekonomi dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×