Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) akan didukung kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP). SIDO juga gencar berekspansi dalam pembukaan outlet dan peluncuran produk baru.
Analis MNC Sekuritas Raka Junico menjelaskan bahwa dengan adanya kenaikan harga jual, maka margin akan cenderung membaik. Dia berkunjung ke berbagai outlet Modern Trade (MT) seperti supermarket untuk membandingkan harga obat herbal gejala flu.
Dalam lawatannya, Raka melihat bahwa Bintang Toedjoe menaikkan ASP sachet tunggal 15ml sebesar 8,8% Month on Month (MoM) pada Desember 2022 dan harga kemasan dalam satu pack yang terdiri dari enam sachet (6x15ml) sebesar 4,3% MoM pada Januari 2023.
Produk Tolak Angin mengikutinya dengan menaikkan harga sebesar 9%-10% MoM pada Januari 2023 untuk per sachet dan kemasan banyak. Sementara, harga Antangin tetap datar hingga 23 Februari 2023.
Baca Juga: Laba Bersih Sido Muncul (SIDO) Anjlok 12,69% pada 2022, Ini Pemicunya
MNC Sekuritas meyakini bahwa kenaikan ASP di outlet Modern Trade akan meningkatkan margin Sido Muncul ke depan, terutama dengan membidik segmen menengah ke atas yang cenderung tahan terhadap kenaikan inflasi.
“Hal ini terbukti pada Desember 2022 ketika market share Tolak Angin tetap solid di angka 74%,” tulis Raka dalam riset 2 Maret 2023.
SIDO telah berhasil memperluas jangkauan outlet menjadi 156.000 di tahun 2022 dari 135.000 di tahun 2021. Ekspansi tersebut bisa meningkatkan penyerapan produk di saat penurunan serapan produk kesehatan milik Sido Muncul karena dampak meredanya pandemi Covid-19.
Selain itu, manajemen SIDO berhasil mempertahankan ongkos angkut sebesar 1%-2% dari total pendapatan pada tahun lalu di tengah kenaikan harga minyak dunia.
Raka menyoroti persaingan di segmen produk ready to drink (RTD) tetap kompetitif. Dalam 2 tahun terakhir, SIDO telah meluncurkan 7 produk baru yang didominasi oleh produk RTD di antaranya Alang Sari Cool dengan distribusi masif mencapai 100.000 melalui General Trade (GT) seperti warung kecil atau toko grosiran.
Sejauh ini, produk RTD menyumbang 2% dari total pendapatan Sido Muncul di tahun 2022.
Manajemen SIDO tengah berupaya untuk meningkatkan penetrasi di segmen ini pada tahun 2023. Namun, MNC Sekuritas memiliki pandangan yang moderat terhadap produk RTD Sido Muncul karena harga produk yang dijual 15% lebih premium dibandingkan rata-rata produk sejenis.
Sebagai perbandingan, Alang Sari Cool Rp 8,7rb/pcs, sedangkan Adem Sari Ching Ku Rp 8,1rb/pcs, dan Cap Kaki Tiga Rp 8,0rb/pcs. Produk Cap Kaki Tiga (kemasan botol) dianggap akan menjadi saingan terbesar bagi produk Sido Muncul di segmen RTD.
Raka merekomendasikan Buy untuk SIDO dengan target harga di Rp 970 per saham. Target harga tersebut menyiratkan Price Earning (PE) 24,4 kali dengan Price to Book Value (PBV) 8,2 kali pada tahun 2023.
Manajemen SIDO menargetkan pertumbuhan pendapatan 10% year on year (YoY) untuk terus menembus pasar ekspor yakni China e-Com, Vietnam, dan Afrika Barat. Serta, mempertahankan Dividen Payout ratio (DPR) sebesar 90%.
Selama tahun 2022, pendapatan dan laba bersih SIDO masing-masing turun 3,9% dan 12,4% YoY menjadi Rp 3,87 triliun dan Rp 1,10 triliun. Segmen Obat Herbal & Suplemen turun 1,6% YoY menjadi Rp 1,79 triliun, segmen makanan & minuman juga terpantau turun 24,2% YoY menjadi Rp 322 miliar.
Segmen Farmasi adalah satu-satunya segmen positif yang naik 5,98% YoY menjadi Rp 52,6 miliar pada tahun lalu.
Kendati demikian, pendapatan dan laba bersih SIDO pada kuartal IV-2022 masing-masing melonjak 25% QoQ dan 40% QoQ. SIDO membukukan pendapatan sebesar Rp 1,25 triliun dengan capaian laba bersih sebesar Rp 384,72 miliar pada kuartal IV-2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News