Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten media PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) masih lesu darah selama periode Januari–Maret 2025.
MNCN membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,37 triliun di kuartal I-2025. Ini tumbuh 2,08% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 2,32 triliun.
Dari sisi bottom line, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk MNCN justru turun 18,03% YoY menjadi Rp 443,89 miliar di kuartal I-2025 dari Rp 541,59 miliar.
Salah satu penyebab penurunan laba bersih MNCN adalah meningkatkan jumlah beban langsung emiten media milik Hary Tanoesoedibjo, yang melonjak 18,04% YoY menjadi Rp 1,18 triliun.
Baca Juga: SCMA Andalkan Ekspansi Digital untuk Dorong Pertumbuhan
Senasib, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SCMA merosot 23,98% secara tahunan dari Rp 190,50 miliar menjadi Rp 153,80 miliar.
Pendapatan bersih SCMA ikut turun sebesar 1,08% YoY menjadi Rp 1,73 triliun di kuartal I-2025. Pada periode yang sama di 2024, SCMA meraup pendapatan sebesar Rp 1,75 triliun.
Head of Information Investment Team Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mencermati berkaca dari kinerja SCMA dan MNCN di kuartal I-2025, terlihat bahwa keduanya sedang berjuang keras.
“Emiten media sangat berjuang karena adanya pergeseran dari media konvensional ke digital, makanya dari pendapatan iklan mengalami penurunan,” jelasnya dalam paparan, Selasa (6/5).
Oleh karena itu, Martha bilang SCMA dan MNCN harus bisa menyeimbangkan pendapatan dari segmen digital karena segmen dari TV masih mengalami penurunan.
Baca Juga: Dividend Yield Surya Citra Media (SCMA) Tembus 8%, Cek Jadwalnya!
Walaupun SMCA membagikan dividen dari seluruh perolehan laba tahun buku 2024, tetapi investor perlu melihat aksi korporasi itu sebagai sinyal.
Menurut Martha, kalau sebuah perusahaan memiliki rencana untuk ekspansi, umumnya akan menyimpan dananya untuk menggelar ekspansi sehingga dapat memberikan pertumbuhan yang lebih tinggi.
“Namun dengan kinerja kuartal satu yang masih turun, nampaknya perseroan memberikan dividen sebagai pemanis,” ucapnya.
Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah menilai pembagian dividen SCMA di luar ekspektasi karena melebihi perolehan laba bersih tahun buku 2024.
“Pembagian dividen dari tahun buku 2024 bahkan lebih besar dari sebelum rugi Vidio membengkak luar biasanya. Ke depannya, kinerja Vidio menjadi salah satu momentum bagi SCMA,” kata dia.
Selanjutnya: Revisi Permendag 8/2024 Rampung, Menko Airlangga: Akan Ditekan Mendag Besok
Menarik Dibaca: 4 Varian Micellar Water Wardah Sesuai Jenis Kulit untuk Hapus Makeup dan Kotoran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News