kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.800   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Kinerja Saratoga (SRTG) Turun di Kuartal III-2022, Simak Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 17 November 2022 / 08:43 WIB
Kinerja Saratoga (SRTG) Turun di Kuartal III-2022, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatat penurunan kinerja pada periode sembilan bulan pertama 2022. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatat penurunan kinerja pada periode sembilan bulan pertama 2022. Keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya merosot 45% menjadi Rp 7,58 triliun, dari Rp 13,83 triliun pada periode sama tahun 2021.

Penghasilan lainnya juga turun 50,34% year on year (yoy) menjadi Rp 2,3 miliar dari Rp 4,64 miliar. Di sisi lain, penghasilan dividen, bunga, dan investasi SRTG meningkat 58,36% yoy menjadi Rp 1,39 triliun, dari Rp 877,48 miliar.

Sayangnya, bottom line SRTG belum dapat tertolong dengan kenaikan dividen tersebut. Laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan SRTG merosot 49,19% yoy menjadi Rp 7,15 triliun dari Rp 14,07 triliun.

Baca Juga: Melihat Prospek Saratoga (SRTG) yang Memiliki Aset Investasi Terdiversifikasi

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, penurunan kinerja SRTG disebabkan oleh besarnya investasi di PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) yang dilakukan melalui Bersama Digital Infrastructure Asia Pte. Ltd. (BDI). Harga TBIG sejak awal tahun sampai dengan akhir September 2022 turun lebih dari 7%.

Per 31 Oktober 2022, BDI tercatat mengenggam 73,34% saham TBIG. Diketahui, SRTG secara tidak langsung memiliki 35,17% saham pada BDI. "Meski memiliki saham lainnya namun kinerja negatif TBIG mengurangi keuntungan bersih investasinya," kata Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (16/11).

Sebagaimana diketahui, SRTG juga mempunyai kepemilikan di PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Per 31 Oktober 2022, SRTG menggenggam 15% saham ADRO, 18,34% kepemilikan di MDKA, dan 56,69% di MPMX.

SRTG juga mempunyai kepemilikan minoritas di PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM), Deltomed, MGM Bosco Logistik, Primaya Hospital, dan PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA).

Untuk prospek SRTG ke depannya, Cheril menilai masih perlu untuk wait and see terlebih dahulu. Mengingat, portofolio SRTG berisi berbagai jenis saham yang harganya fluktuatif sehingga membuat keuntungan SRTG juga fluktuatif.

Yang jelas, menurut Cheril, kinerjanya ke depan akan dipengaruhi sentimen pemulihan ekonomi serta peningkatan permintaan komoditas. 

Khusus ADRO, sentimennya juga berasal dari rencana perluasan bisnis energi terbarukan dan MDKA terkait dengan hilirisasi EV battery.

Untuk itu, Cheril merekomendasikan hold saham SRTG dengan target Rp 2.650 per saham. Pada Rabu (16/11), saham SRTG merosot 3,03% ke level Rp 2.560 per saham.

Sementara itu, dalam riset tanggal 31 Oktober 2022, Head of Indonesia Research & Strategy J.P. Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo memberikan rating overweight untuk SRTG. Target harganya berada di Rp 4.100 per saham sampai dengan Desember 2023.

Pasalnya, kinerja SRTG pada kuartal III-2022 sejalan dengan ekspektasinya. SRTG mencatatkan pendapatan Rp 4,9 triliun pada Juli-September 2022, jauh lebih tinggi dibanding pendapatan kuartal II-2022 yang sebesar Rp 145 miliar.

Baca Juga: Harga Saham Emiten Batubara Redup, Laju IDX Value30 Ikut Melambat

Peningkatan ini sejalan dengan rebound-nya harga saham portofolio investasinya, khususnya ADRO yang meningkat 38% pada kuartal III-2022. Alhasil, laba bersih SRTG mencapai Rp 3,8 triliun pada kuartal III-2022 dari rugi bersih Rp 253 miliar pada kuartal II-2022.

Kinerja SRTG juga masih tertolong oleh pendapatan dividen yang banyak berasal dari ADRO, MPMX, dan TBIG. Ke depannya, Henry yakin, dividen interim ADRO di Desember 2022 juga akan melampaui prediksi konsensus.

Mengingat kinerja ADRO meningkat kuat sejalan dengan harga batu bara yang melesat sampai dengan Oktober 2022. 

"Kami percaya SRTG berpotensi untuk membukukan kas bersih pada akhir tahun, setelah penerimaan dividen ADRO berikutnya," ucap Henry.

Dalam riset tanggal 17 Oktober 2022, Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menambahkan, pertumbuhan Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) SRTG meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan commodity boom yang membuat harga saham MDKA dan ADRO meroket.

Menurutnya, investasi SRTG pada sektor sumber daya alam mencapai lebih dari 50% NAB. Oleh sebab itu, sejalan dengan mulai turunnya harga sejumlah komoditas, Jono memprediksi pertumbuhan NAB SRTG ke depannya akan lebih bergantung pada progres pengembangan proyek energi terbarukan, sektor kesehatan, dan sektor teknologi.

Sementara itu, risiko investasinya berasal dari pertumbuhan NAB yang lebih rendah dari perkiraan karena pasar modal dan
volatilitas harga komoditas. Selain itu, adanya potensi peningkatan biaya operasional dan beban bunga yang lebih tinggi dari perkirakan dibandingkan dengan arus kas yang masuk.

Baca Juga: Jelang Rapat Gubernur BI, Inilah Rekomendasi Saham Hari Ini (14/11)

Saat ini, Henan Putihrai Sekuritas tidak memiliki peringkat untuk SRTG dan berencana untuk meninjau kembali di masa depan. 

"Kami masih mempertimbangkan dampak dari harga komoditas terutama batubara yang berpotensi terkoreksi di tahun depan, mengingat ADRO sebagai salah satu penyumbang kontribusi terbesar dalam portofolio SRTG," ungkap Jono.

Akan tetapi, pada saat SRTG berada di Rp 2.440 per saham, SRTG diperdagangkan dengan diskon 46% dari NAV-nya, 26% dari CAGR NAV 5 tahun, dan 0,3% dari rasio opex/NAV. Sementara itu, global peers-nya diperdagangkan dengan diskon rata-rata 34% dari NAV-nya, 14% dari CAGR NAV 5 tahun, dan 1% rasio opex/NAV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×