kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja saham lima emiten buyback masih minus


Senin, 28 Oktober 2013 / 14:39 WIB
Kinerja saham lima emiten buyback masih minus
ILUSTRASI. Warga berjalan menggunakan payung saat hujan lebat di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta, Selasa (5/4/2022). Cuaca besok di Jabodetabek cerah berawan hingga hujan petir, menurut ramalan BMKG. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejatinya, tujuan emiten melakukan pembelian kembali saham (buyback) adalah untuk mendongkrak kinerja saham perusahaan yang bersangkutan.

Namun, tidak semua emiten bisa mencapai tujuan tersebut. Setidaknya bagi lima emiten yang sudah terdaftar sebagai emiten yang melakukan buyback di kala pasar terpuruk.

Kelima emiten itu adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Intiland Development Tbk (DILD), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Panin Insurance Tbk (PNIN), dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).

Sejak penyampaian rencana buyback sampai penutupan perdagangan 25 Oktober 2013, kinerja saham kelima perusahaan itu masih minus. Misalnya, ACES, pada saat memberikan informasi tentang rencana buyback, harga sahamnya ada di level Rp 710 per saham.

Perusahaan pun telah beberapa kali melakukan buyback. Namun, pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, harga sahamnya masih di posisi Rp 680 per saham atau menyusut 4,22%.

Begitu pula dengan DILD yang harga sahamnya merosot 2,56% ke angka Rp 380 per saham pada Jumat, 25 Oktober 2013 dibanding 17 September 2013 lalu.
Sama hal nya dengan MNCN dan PNIN yang masing-masing mencatatkan minus 1,86% dan 1,4%. MNCN menginformasikan rencana buyback pada 28 Agustus 2013. Ketika itu harga sahamnya ditutup Rp 2.675 per saham.

Tetapi, pada akhir minggu kemarin, harga saham MNCN bertengger di posisi Rp 2.635 per saham. Sementara saham PNIN pada 18 September 2013 di level Rp 710 per saham dan menjadi Rp 700 per saham pada Jumat, pekan lalu.

Adapun, saham SMBR masih merosot 1,26% sejak pengumuman buyback, yakni pada 17 September. Ketika itu, harga sahamnya ditutup di level Rp 395 per saham. Namun, pada penutupan perdagangan pengujung pekan lalu, harga sahamnya Rp 390 per saham.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada 21 perusahaan publik yang mengumumkan rencana buyback saham sejak Agustus 2013.

Selain lima emiten di atas, mereka adalah;
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
PT Global Mediacom Tbk (BMTR)
PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN)
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
PT Surya Semesta Internusa Tbk
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
PT Perdana Gapura Prima Tbk (GPRA)
PT MNC Investama Tbk (BHIT)
PT Dyandra Media Internasional Tbk (DYAN)
PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)
PT Electronic City Indonesia Tbk
PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP)
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RMBS)
PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI)

Seperti diketahui, OJK dalam peraturan OJK (POJK) nomor 2 2013 membebaskan para emiten melakukan buyback tanpa mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Aksi korporasi ini bisa dilakukan jika pasar dikategorikan dalam keadaan yang berfluktuasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×