kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Realisasi buyback saham masih minim


Rabu, 16 Oktober 2013 / 06:43 WIB
Realisasi buyback saham masih minim
ILUSTRASI. Beli pulsa, paket data, dan bayar tagihan dengan OVO untuk mendapatkan cashback s.d 70%.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Realisasi pembelian kembali alias (buyback) saham para emiten masih sangat minim. Bahkan, beberapa emiten ada yang belum melaksanakan buyback saham. Padahal, beberapa emiten mengaku sudah menganggarkan dana untuk buyback saham. Kondisi ini terjadi sejak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengizinkan bagi emiten menggelar buyback tanpa persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).

Para emiten beralasan, harga saham belum jatuh seperti target harga buyback sehingga tak lagi membeli kembali saham. Ambil contoh, PT Intiland Development Tbk (DILD) baru merealisasikan pembelian saham senilai Rp 3,52 miliar. Padahal, DILD menganggarkan dana Rp 120 miliar untuk buyback saham. Terhitung sejak 31 Mei, saham DILD sempat merosot sekitar 57% sampai 6 September ke Rp 275. Tapi, kini harga saham DILD sudah menguat. Akhir pekan lalu, harga DILD sebesar Rp 315 per saham.

PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) juga baru menggunakan dana buyback sebesar Rp 6 miliar sampai akhir September 2013. Padahal anggaran buyback DYAN mencapai Rp 85 miliar. Sementara, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) baru menggunakan anggaran buyback saham sebesar Rp 4,68 miliar, dari total anggaran senilai Rp 34,3 miliar.

Beberapa emiten malah belum juga merealisasikan rencana buyback saham. Emiten tersebut di antaranya, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) yang menganggarkan dana buyback saham Rp 102,4 miliar, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang mengalokasikan dana Rp 600 miliar untuk buyback saham, dan PT PP Tbk (PTPP) dengan anggaran buyback saham Rp 100 miliar.

Pun begitu, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang menganggarkan dana buyback saham Rp 150 miliar. RALS semula berencana menggelar buyback jika harga sahamnya menyentuh Rp 900. Sejak 10 September lalu, harga saham RALS memang bertahan di atas level Rp 1.000.

Analis MNC Securities, Reza Nugraha melihat, emiten melakukan buyback saham bukan untuk mendongkrak harga saham. Tapi, hanya untuk menjaga agar saham tak jatuh lebih dalam. "Mereka baru sedikit atau belum buyback saham karena menahan di batas tertentu saja," kata dia.

Bisa jadi pula, emiten bersangkutan melihat pergerakan harganya masih wajar sehingga belum perlu melakukan buyback saham. "Apalagi, kondisi pasar sekarang sudah kondusif," imbuh Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×