kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Reksadana Saham Paling Moncer Sepanjang Oktober 2022


Selasa, 01 November 2022 / 22:17 WIB
Kinerja Reksadana Saham Paling Moncer Sepanjang Oktober 2022
ILUSTRASI. Reksadana saham yang kinerjanya terlihat dari Infovesta 90 Equity Fund Index dan naik 1,87% pada bulan Oktober.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham mencetak kinerja paling mentereng jika dibandingkan dengan reksadana jenis lain pada Oktober 2022.

Berdasarkan data dari Infovesta Utama, reksadana saham yang kinerjanya terlihat dari Infovesta 90 Equity Fund Index dan naik 1,87% pada bulan Oktober. Reksadana campuran naik 0,70% pada bulan lalu. Sedangkan reksadana pasar uang menguat 0,23% pada Oktober. Reksadana pendapatan tetap justru melorot 0,22% secara bulanan.

Kinerja reksadana saham pun memimpin pada periode sejak awal tahun. Reksadana saham menguat 4,15% pada periode Januari-Oktober 2022. Reksadana campuran dan pasar uang menguat masing-masing 2,66% dan 2,16%. Reksadana pendapatan tetap turun 0,36% sejak awal tahun. 

Baca Juga: Kinerja Reksadana Pendapatan Paling Jeblok di Bulan Oktober 2022

President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan secara keseluruhan kinerja reksadana di bulan Oktober lebih baik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

"Ini karena fluktuasi kondisi pasar dan underlying asset pada (saham dan obligasi) yang disebabkan oleh kondisi global makro di bulan September yang mengalami penurunan," tutur Guntur kepada Kontan.co.id, Selasa,(1/11). 

Guntur mengatakan sepanjang Oktober, reksadana saham memberikan imbal hasil lebih tinggi. Salah satu penyokong kenaikan reksadana saham adalah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,83% sepanjang Oktober. 

Baca Juga: Wall Street Turun di Awal Perdagangan Selasa (1/11), Fokus Pasar Tertuju Pada FOMC

Sementara underlying obligasi turun karena tren kenaikan suku bunga. Penurunan indeks reksadana obligasi tidak sebanyak di bulan September.

Menurut Guntur di tengah kondisi pasar keuangan dengan volatilitas tinggi, likuiditas menjadi salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan investor. Dia melihat, investor reksadana bisa menerapkan strategi dollar cost averaging atau beli secara rutin khususnya pada saat kondisi pasar berfluktuasi.

"Pahami jenis-jenis produk dan karakter produk serta karakter risiko di masing-masing produk reksadana sebelum berinvestasi. Kenali manajer investasinya juga yang melakukan pengelolaan dana," pungkas Guntur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×