kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Kinerja reksadana pendapatan tetap memimpin sepanjang Mei


Selasa, 02 Juni 2020 / 21:00 WIB
Kinerja reksadana pendapatan tetap memimpin sepanjang Mei
ILUSTRASI. Kinerja reksadana pendapatan tetap memimpin di sepanjang Mei, reksadana saham cenderung stagnan


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap memimpin di sepanjang Mei. Sementara, kinerja reksadana saham cenderung stagnan.

Berdasarkan data Infovesta Utama yang dirilis Selasa (2/6), kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta 90 Fixed Income Fund Index tumbuh paling tinggi 1,71% secara bulanan pada Mei. Kinerja tertinggi kedua dicatatkan reksadana campuran yang tumbuh 0,86%, kemudian disusul reksadana saham yang tumbuh 0,81% dan reksadana pasar uang yang tumbuh 0,36%.

Sementara, sejak awal tahun hingga akhir Mei kinerja reksadana pasar uang tumbuh paling tinggi 2,02%. Sedangkan kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh 0,92% secara ytd. Kinerja reksadana saham dan campuran masih minus 24,91% dan 13,63% di periode yang sama.

Baca Juga: Jelang penerapan new normal, sejumlah emiten LQ45 revisi target bisnis

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh tinggi karena ditopang kinerja obligasi pemerintah yang juga tumbuh tinggi 1,8% di periode yang sama.

Inflasi yang cenderung turun menjadi penyebab harga obligasi naik dan memberi sentimen positif pada reksadana pendapatan tetap. Tercatat, inflasi Mei sebesar 0,07% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu 0,55%.

"Ketika Lebaran ternyata inflasi bergerak turun di bawah ekspektasi, ini membuat pasar memperkirakan suku bunga acuan berpotensi turun dan akhirnya harga obligasi jadi naik," kata Wawan, Selasa (2/6).

Baca Juga: IHSG melesat 1,98%, pelonggaran PSBB menjadi katalis positif

Hingga akhir tahun Wawan memproyeksikan kinerja reksadana pendapatan tetap berpotensi tumbuh ke 7%. Namun, dengan asumsi suku bunga turun ke 4%-4,25%.



TERBARU

[X]
×