Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap rawan mengalami koreksi dalam jangka pendek mengingat kurs rupiah kembali terkoreksi cukup dalam akhir-akhir ini.
Seperti yang diketahui, kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat melemah 0,08% ke level Rp 14.648 pada hari ini. Posisi tersebut merupakan yang terburuk sepanjang tahun ini.
Di sisi lain, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap yang tertera pada Infovesta Fixed Income Fund Index Maih minus 3,32% secara year to date (ytd) hingga akhir Juli kemarin.
Farash Farich, Head of Investment Avrist Asset Management menjelaskan, pelemahan rupiah bisa meningkatkan risiko investasi bagi investor asing. Akibatnya, minat investor tersebut untuk berinvestasi di pasar obligasi dapat merosot secara jangka pendek. Sentimen ini membuat harga obligasi pada akhirnya akan terkoreksi.
“Support terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap berpotensi berkurang dalam jangka pendek,” kata dia, Jumat (24/8).
Pendapat yang serupa diutarakan oleh Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana. Menurutnya, tren pelemahan rupiah menambah beban bagi harga obligasi, terutama Surat Utang Negara. Sebab, pekan lalu Bank Indonesia kembali menaikan suku bunga acuannya ke level 5,5% sehingga harga obligasi cenderung tertekan sebagai bentuk kompensasi kebijakan tersebut.
Wawan menilai, potensi reksadana pendapatan tetap untuk mengalami rebound dari sisi kinerja kemungkinan baru akan terjadi di kuartal IV nanti. Sementara di sisa kuartal III, ia memperkirakan reksadana ini masih rentan mendapat imbal hasil yang minus lantaran sentimen negatif secara global tergolong kuat.
Ia pun memprediksi, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap di akhir tahun nanti berada di kisaran 5%--6%.
Akan tetapi, dari sisi permintaan investor, ia yakin minat terhadap reksadana pendapatan tetap masih akan stabil dan dapat meningkat. “Terlepas dari kondisi pasarnya, beberapa investor institusi seperti asuransi masih membutuhkan instrumen yang konservatif seperti reksadana pendapatan tetap,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News