Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham di kuartal pertama 2023 tercatat tak mulus. Pasar saham Indonesia pun masih tertekan di tiga bulan pertama tahun ini. Buktinya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih turun 0,66% sejak awal tahun hingga akhir Maret 2023.
Hal itu membuat kinerja reksadana saham pada kuartal pertama 2023 juga tercatat negatif, yaitu -0,60%. Kinerja reksadana saham pada bulan Maret 2023 juga tercatat -0,27%.
Meskipun begitu, ada beberapa manajer investasi (MI) yang produk reksadana sahamnya mencatatkan pertumbuhan. Salah satunya adalah Batavia Saham Bertumbuh yang naik 2,45% di kuartal pertama 2023.
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi mengatakan, penurunan kinerja reksadana saham pada bulan Maret 2023 disebabkan oleh sentimen negatif dari bangkrutnya beberapa bank regional di Amerika Serikat (AS), salah satunya adalah Silicon Valley Bank (SVB).
“Krisis kepercayaan juga melanda Credit Suisse yang akhirnya membuat bank itu diambil alih oleh UBS,” ujar Eri kepada Kontan.co.id, Rabu (5/4).
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Catat Kinerja Paling Apik pada Kuartal I, Ini Pendorongnya
Eri memaparkan, kinerja reksadana saham Batavia sebenarnya cukup flat. Pada paruh pertama bulan Maret, kinerja reksadana saham milik Batavia cenderung tertekan.
Namun, terjadi rebound di paruh kedua bulan Maret. Sentimennya juga terkait dengan krisis perbankan yang sedang mencoba diatasi dengan pengambilalihan oleh pihak otoritas.
Meskipun tak menyebutkan angka, perkembangan dana kelolaan alias asset under management (AUM) Batavia disebut Eri sedikit melandai di kuartal pertama 2023.
“Kami tidak ada target khusus ke reksadana tertentu. Kami lebih menargetkan pertumbuhan dana kelolaan secara keseluruhan,” ungkap dia.
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Jadi yang Paling Moncer pada Kuartal I 2023
Eri mengatakan, pihaknya menerapkan prinsip investasi fundamental active yang menekankan pada kualitas fundamental portofolio saham yang kuat dan baik, serta pengelolaan yang aktif mengikuti dinamika pasar. Saat ini, Batavia berfokus pada sektor perbankan, selective consumer, dan telekomunikasi.
“Dari filosofi tersebut kami turunkan menjadi strategi jangka pendek, menengah, dan panjang. Lalu, kami aplikasikan hal itu dalam pemilihan isi portofolio reksadana kami,” kata dia.
Walaupun tak menyampaikan target khusus kinerja reksadana saham di tahun 2023, tetapi Eri memperkirakan pertumbuhan laba di IHSG bisa mencapai 7%-12% di luar sektor komoditas energi.
Terkait dengan kondisi reksadana saham di tahun 2023, Eri menyarankan, investor untuk terus melakukan melakukan strategi dollar cost averaging. Sehingga, investor bisa melakukan penempatan secara berkala pada berbagai kondisi pasar yang berfluktuasi.
“Dengan strategi itu, investor bisa terhindar dari godaan untuk investasi dalam jumlah terlalu besar di suatu periode tertentu saja,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News