Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
"Terdapat ruang peningkatan marjin keuntungan untuk laporan keuangan full year 2020 dibanding dengan sembilan bulan pertama 2020," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (26/10).
Adapun perbaikan kinerja keuangan ini didorong kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kembali memasuki masa transisi di Oktober 2020. Sehingga, aktivitas masyarakat lebih meningkat dan berdampak positif terhadap peningkatan volume pasien baik rawat inap maupun rawat jalan.
Selain peningkatan volume pasien, pendapatan yang diperoleh dari setiap pasien juga dapat menjadi pendongkrak pendapatan MIKA ke depan. Apalagi, jumlah kasus positif Covid-19 yang meningkat.
Baca Juga: Kontribusi rawat jalan turun, pendapatan Mitra Keluarga (MIKA) turun di kuartal III
"Biaya perawatan pasien Covid-19 yang lebih tinggi dibandingkan pasien non-Covid-19 menjadi salah satu pendorong kenaikan dari pendapatan rata-rata per pasien MIKA," jelasnya.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2020 pendapatan per kunjungan rawat jalan meningkat menjadi Rp 523.600 dari Rp 457.300 pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, pendapatan per hari rawat inap menjadi Rp 3,5 juta dari sebelumnya Rp 3,1 juta.
Adapun hingga akhir tahun 2020, Rendy memprediksi pendapatan MIKA akan bertumbuh 1,3% yoy, akan tetapi laba bersihnya terkikis 7% yoy.
Menurutnya, walau di kuartal III volume MIKA menunjukkan perbaikan, volume pasien belum dapat kembali normal seperti tahun 2019. Sehingga, pertumbuhan kinerja juga akan cenderung terhambat.
Ia pun merekomendasikan buy saham MIKA dengan target harga di Rp 2.950 untuk rentang waktu 12 bulan ke depan.
Selanjutnya: Pemerintah batasi tarif tes PCR, ini siasat Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
