Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja produsen semen merk Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun sepanjang semester I-2020. INTP membukukan laba bersih sebesar Rp 479,03 miliar, turun 26,5% bila dibandingkan dengan semester pertama 2019 yang mencapai Rp 640,03 miliar.
Pendapatan konstituen Indeks Kompas100 ini juga menurun. Tercatat, INTP membukukan pendapatan senilai Rp 6,17 triliun, turun 11,5% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 6,98 triliun.
Analis Danareksa Sekuritas Maria Renata menilai, laba bersih INTP tersebut mencerminkan 44% dari target yang dipasang oleh Danareksa Sekuritas hingga akhir tahun. Capaian ini juga masih sejalan dengan target, tetapi masih di bawah konsensus.
Baca Juga: Penjualan semen domestik diperkirakan turun hingga 5% tahun ini
Sementara itu, pendapatan INTP yang mencapai Rp 6,2 triliun atau -11,5% yoy disebabkan oleh volume penjualan yang lebih rendah. Hasil ini mencerminkan 43,5% dari target akhir tahun yang dipasang serta mencerminkan 42,7% dari konsensus. Capaian ini juga masih sejalan.
Sepanjang paruh pertama 2020, volume penjualan semen INTP sebesar 7,2 juta ton. Pencapaian ini lebih rendah 8% dibanding penjualan pada semester pertama tahun lalu. Maria menilai, penurunan penjualan ini akibat curah hujan yang tinggi di awal tahun dan penerapan PSBB selama sekitar 3 bulan.
Sementara itu, pangsa pasar (market share) INTP pada enam bulan pertama 2020 mencapai 25,7% secara nasional, relatif stabil dibandingkan dengan periode semester I-2019 yang sebesar 26,2%. Maria juga mencatat, INTP membukukan peningkatan penjualan di wilayah Sumatra hingga 7,4% secara yoy. Sementara penjualan di basis pasar INTP, yakni Jawa Barat, menurun 8,2% yoy.
Baca Juga: Penjualan semen domestik turun 7,72% di semester I-2020
“Penjualan yang kuat di Sumatra didukung oleh pembangunan jalan tol Trans Sumatra dan distribusi yang lebih baik dari pengoperasian dua buah terminal INTP yang berlokasi di Lampung dan Palembang sejak 2018,” tulis Maria dalam riset, Senin (3/8).
Proyeksi Maria, volume penjualan INTP pada akhir 2020 hanya mencapai 16,03 juta ton, (turun 10,2% secara yoy). Maria mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham INTP dengan target harga Rp 14.200 per saham.
Pada perdagangan hari ini, saham INTP ditutup menguat 0,2% ke level Rp 12.350 per saham.
Baca Juga: Laba bersih Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) di semester I-2020 kurang mumpuni
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News