kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Kinerja Melesat, Bisnis MNC Energy Investments (IATA) Tergantung Prospek Batu Bara


Rabu, 18 Januari 2023 / 07:10 WIB
Kinerja Melesat, Bisnis MNC Energy Investments (IATA) Tergantung Prospek Batu Bara


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beralih ke sektor energi, kinerja PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) mentereng di tahun 2022. Kinerja emiten Grup MNC ini diperkirakan masih akan positif di 2023. 

Equity Research Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, kinerja IATA kuartal kedua 2022 naik signifikan setelah mengubah kegiatan usaha pada kuartal pertama 2022.

"Pasca perubahan usaha tersebut, IATA mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 265% secara tahunan dan kenaikan laba bersih sebesar 761% secara tahunan di enam bulan 2022," klata Rio kepada Kontan.co.id, Senin (16/1).

Menurut Rio bahwa aksi perubahan usaha pada tahun 2022 memberikan dampak positif pada kinerja keuangan emiten terutama dari sisi pendapatan. "Perubahan kegiatan usaha merupakan suatu hal yang lazim untuk mengikuti perubahan fokus usaha dari perusahaan," kata dia.

Baca Juga: MNC Energy Investments (IATA) Targetkan Pendapatan US$ 350 Juta di 2023

Sementara, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai emiten yang melakukan perubahan kegiatan usaha pada tahun 2022 seharusnya sudah dapat dilihat dan dibandingkan dengan kuartal pertama 2022 dengan kuartal kedua 2022 ataupun kuartal ketiga 2022.

"Jika secara tahunan pendapatan dan laba bersih yaitu top line dan bottom line meningkat berarti itu membuktikan perubahan kegiatan bisnisnya membuat untung lebih besar dibandingkan sama bisnis utama sebelumnya," kata Arjun.

Menurut Arjun, jika sektor industri dan energi kondusif seperti tahun lalu maka IATA dapat memanfaatkan kondisi tersebut. Harga batu bara naik di tahun lalu sehingga IATA bisa mencaplok peningkatan permintaan. Harga saham IATA pun melesat seiring perubahan kegiatan usaha dan kenaikan kinerja keuangan. 

Baca Juga: Tren Harga Batubara Masih Tetap Hot, Saham Emiten Penambang Kian Melambung

Arjun melihat komoditias energi saat ini sangat volatile. Jika perang antara Ukraina-Rusia semakin parah, permintaan komoditas energi termasuk batu bara akan meningkat.

Sementara, jika resesi global terjadi, permintaan batu bara berpotensi menurun. Peningkatan kasus Covid-19 di China yang kembali menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi pun akan menekan permintaan batu bara. 

"Ketidakpastian situasi covid China dan kemungkinan lockdown ketat seperti tahun lalu akan memberi tekanan harga batu bara," ujar Arjun.

Arjun merekomendasikan saham IATA dengan target harga di Rp 134 per saham. Support harga saham IATA berada di level Rp 115 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×