kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kinerja mayoritas emiten batubara melemah di kuartal ketiga


Minggu, 15 November 2020 / 16:05 WIB
Kinerja mayoritas emiten batubara melemah di kuartal ketiga
ILUSTRASI. Alat berat atau dump truck pama persada mengeruk dan membawa batubara di pertambangan PT Adaro Indonesia ditambang Tutupan Tabalong Kalimantan Selatan (19/6). Pho KONTANAchmad Fauzie/19/06/2008


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 turut menggerus kinerja emiten di sektor pertambangan batubara. Sejumlah emiten batubara melaporkan penurunan kinerja secara tahunan di kuartal ketiga 2020.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, membukukan laba bersih senilai Rp 1,7 triliun hingga kuartal ketiga 2020. Laba bersih ini menurun 44% jika dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,10 triliun.

Sejalan, emiten pelat merah ini membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 20,94% secara tahunan, dari Rp 16,25 triliun menjadi Rp 12,8 triliun di triwulan ketiga 2020. Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin membeberkan, turunnya kinerja PTBA sepanjang tiga kuartal 2020 tidak terlepas dari  melemahnya harga batubara dan melemahnya permintaan batubara. 

Baca Juga: IHSG berpotensi melemah esok hari, saham-saham ini bisa dicermati

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga batubara acuan (HBA) merosot sekitar 24% dari US$ 65,93 per ton pada bulan Januari 2020 menjadi US$ 49,92 per ton pada bulan September 2020. “Selama triwulan pertama dan kedua, banyak Negara-negara yang menerapkan lockdown. Selain itu, ada penurunan permintaan listrik dari PLN. Ini berpengaruh ke penjualan,” ujar Arviyan, belum lama ini.

Adapun sepanjang 9 bulan pertama 2020, volume penjualan batubara Bukit Asam menurun 9% secara tahunan menjadi 18,6 juta ton.

Hal yang sama juga dialami PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Adaro membukukan penurunan pendapatan sebesar 26% secara tahunan menjadi US$ 1,95 miliar per kuartal III-2020. Penurunan pendapatan didorong oleh penurunan harga jual rerata atau average selling price (ASP) sebesar 18%. Hal ini lantas membuat laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 73,06% menjadi US$ 109,37 juta.

“Meskipun dibayangi oleh tantangan ekonomi makro, kami masih dapat mempertahankan operasi yang solid. Kondisi pasar batubara yang sulit akibat ekonomi global yang masih belum kondusif karena pandemi yang berkepanjangan terus menekan profitabilitas perusahaan,” ungkap Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir.

Baca Juga: IHSG diramal melemah pada pekan depan seiring memudarnya Biden effect

Dari sisi volume,  penjualan batubara ADRO hingga September 2020 menurun 9%, dari 44,66 juta ton menjadi 40,76  juta ton.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×