Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Namun, menurut Chris butuh komitmen pemilik untuk buyback dalam jumlah besar bila ingin menyelamatkan kemerosotan harga saham.
"Secara kepemilikan dari PT Multipolar masih tergolong kecil, jika porsi masyarakat lebih banyak maka kemungkinan besar harga saham LPPF akan tetap berada di area saat ini," kata Chris. Senada, Robert juga mengatakan buyback belum bisa menyelamatkan penurunan harga saham saat ini.
Akibat pandemi corona, demi menjaga efisiensi keuangan, LPPF memutuskan untuk membatalkan pembagian dividen tahun ini. Selain itu, LPPF juga akan mengkaji seluruh beban usaha yang tidak esensial guna menekan biaya secara besar-besaran. Penundaan membuka gerai baru juga LPPF lakukan. Sebelumnya, LPPF berencana untuk membuka 4-6 gerai baru di tahun ini.
Baca Juga: Kinerja Matahari Departemen Store (LPPF) belum sesuai harapan, ini rekomendasi analis
Jika pandemi korona berhasil mereda di tahun ini, Robert memproyeksikan kinerja LPPF di tahun ini akan tetap terkoreksi. Sementara, kinerja di 2021 akan meningkat atau normal kembali seperti sebelum terjadi pandemi korona. Namun, di 2022 Robert memproyeksikan kinerja LPPF cenderung flat.
Robert menyarankan investor jadikan LPPF sebagai saham untuk trading dalam jangka waktu cepat. "Main di valuasi saja, ketika murah beli, ketika naik, jual," kata Robert.
Sementara, Chris merekomendasikan buy on weakness dengan target di area Rp 1.100-Rp 1.200 dengan target Rp 1.400-Rp1.500. Sedangkan Benny merekomendasikan underweight di target harga Rp 2.870 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News