Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mampu membukukan kinerja cemerlang pada paruh pertama 2022. Sejumlah analis memperkirakan kinerja LPPF lanjut bersinar pada laporan kuartal III 2022.
Pada Semester I-2022, LPPF meraup pendapatan bersih senilai Rp 3,76 triliun. Tumbuh 5,61% dibanding periode yang sama tahun 2021. Laba bersih LPPF meroket lebih tinggi, naik 72,47% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 918,37 miliar.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto melihat lonjakan kinerja LPPF didorong pemulihan ekonomi pasca covid-19, terutama dari luar Jawa yang daya belinya masih relatif kuat terdongkrak efek tingginya harga komoditas.
Pandhu memperkirakan LPPF bisa mempertahankan pertumbuhan positif dibandingkan kuartal III tahun lalu. Meski, level kenaikannya tidak setinggi kuartal II yang banyak terbantu oleh momentum lebaran.
Baca Juga: IHSG Naik, Ini Rekomendasi Saham dari Phillip Sekuritas Untuk Jumat (14/10)
"Kami melihat perbaikan profit margin yang signifikan dibanding tahun lalu. Menandakan perseroan cukup berhasil melakukan pass on dampak kenaikan inflasi ke harga jual produk dan masih dapat terserap dengan baik oleh konsumen," terang Pandhu kepada Kontan.co.id, Rabu (19/10).
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christine Natasya memproyeksikan, pada periode kuartal III-2022, LPPF akan bisa mencetak pendapatan sekitar Rp 1,5 triliun. Estimasi itu tumbuh 191% dibandingkan periode kuartal III tahun lalu.
Tingginya proyeksi pertumbuhan di kuartal III-2022 tak lepas dari basis perbandingan yang rendah. Sebab, pada kuartal III-2021 terjadi pembatasan sosial di sebagian besar kota Indonesia lantaran merebaknya wabah variah delta Covid.
Christine menyoroti kelebihan LPPF dari sisi rantai pasokan yang 94% berasal dari lokal. Sehingga LPPF relatif aman dari tantangan tarif dan gangguan rantai pasok eksternal yang dihadapi sejumlah emiten ritel.
Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) Cetak Marketing Sales Rp 6,5 Triliun hingga Kuartal III
"Perusahaan akan dapat mempertahankan persediaan yang baik, berkat jaringan pasokan domestiknya yang kuat," sebut Christine.
Kemudian, ada perpindahan pelanggan ke pasar menengah dalam "flight to value". Alhasil, di tengah laju inflasi, LPPF ada di posisi yang baik untuk mengelola penetapan harga dan mempertahankan margin yang stabil memanfaatkan posisinya di segmen menengah.
Secara historis, dalam periode inflasi tinggi pada 2012-2014, LPPF mampu menutupi biaya operasionalnya dengan mempertahankan margin bersih. "Kalau inflasi biasanya orang-orang mencari barang yang sedikit lebih ekonomis, terutama untuk middle class income," imbuh Christine.
Analis BNI Sekuritas Patricia Gabriela dan Laksmita Febriyanti dalam risetnya 22 Juli lalu juga memproyeksikan pertumbuhan kinerja LPPF pada kuartal III. Penjualan LPPF di bulan Juli bisa terangkat oleh momentum "kembali ke sekolah".
Pada periode ini, pendapatan LPPF diperkirakan bisa tumbuh dua kali lipat hingga menjadi Rp 2 triliun. LPPF pun dinilai masih berhati-hati dalam strategi penetapan harga untuk meminimalkan dampak terhadap traffic pelanggan.
Sebagai strategi bisnis, LPPF juga masih rajin menggelar ekspansi. Pada tahun ini, LPPF berencana membuka 10 gerai baru sehingga total gerai LPPF akan menjadi 148 gerai.
Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) Cetak Marketing Sales Rp 6,5 Triliun hingga Kuartal III
Langkah ekspansi akan berlanjut di tahun depan. LPPF sudah menargetkan tambahan 12-15 gerai baru. Sehingga, total gerai LPPF secara nasional akan menjadi 160 gerai di akhir tahun 2023.
Prospek Pembagian Dividen
Selain dari sisi operasional bisnisnya, Pandhu menyoroti katalis positif lain dari LPPF, yakni terkait dengan buyback saham dan rencana membagikan dividen mencapai Rp 525 per saham di tahun depan.
Langkah tersebut berpotensi meningkatkan minat para investor jangka panjang. "Kedua aksi tersebut menunjukkan posisi keuangan perusahaan saat ini dalam kondisi yang cukup kuat," sebut Pandhu.
Christine juga melihat rencana pembayaran dividen final total Rp 1,3 triliun atau Rp 525 per saham sebagai hasil dari meningkatnya prospek kinerja dan arus kas yang meyakinkan. Pembagian dividen itu diproyeksikan bisa ditebar kepada pemegang saham pada Mei 2023.
Baca Juga: Matahari Luncurkan Identitas dan Citra Barunya
Menimbang berbagai ekspektasi di atas, Christine pun mempertahankan proyeksi untuk 2022 dan 2023. Christine memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp 5.650 berdasar pada price earning ratio 12x.
Pandhu juga menilai saham LPPF cukup menarik untuk trading buy dengan potensial upside sekitar 17.5%. Menurutnya, akan lebih menarik lagi jika bisa masuk di kisaran support Rp 4.000 - Rp 4.100.
"Berdasarkan outlook yang relatif positif, kami masih cukup optimis LPPF bisa mencapai Rp 5.100 untuk 12 bulan ke depan," ujar Pandhu.
Sedangkan Patricia dan Laksmita dalam risetnya juga memberikan rekomendasi beli saham LPPF dengan target harga 12 bulan di area Rp 5.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News