Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Jasa Marga Tbk (JSMR) pada kuartal III-2021 berpotensi mengalami tekanan. Kembali diberlakukannya PPKM Darurat yang membuat lalu lintas di jalan tol berkurang drastis menjadi penyebabnya.
Analis RHB Sekuritas Ryan Santoso mengatakan, pendapatan dari jalan tol JSMR pada kuartal III-2021 akan cenderung melemah seiring adanya pemberlakuan PPKM Darurat pada Juli dan Agustus.
“Walau begitu, seharusnya dampaknya tidak akan separah tahun lalu ketika pemerintah memberlakukan PSBB. Apalagi, pada September ini pembatasannya jauh lebih berkurang seiring dengan kasus Covid-19 yang mulai berkurang,” kata Ryan kepada Kontan.co.id, Selasa (28/9).
Senada Analis Erdikha Elit Sekuritas Regina Fawziah menyebut bahwa dampak dari PPKM Darurat telah mengakibatkan lalu lintas jalan tol menurun sekitar 40% pada Juli 2021. Namun, pelonggaran pembatasan menjadi PPKM Level 4 dan Level 3, saat ini angkanya hanya kurang 23% per Agustus 2021 jika dibandingkan sebelum pandemi.
Baca Juga: Proyek pembangunan tol berlanjut, intip rekomendasi saham Jasa Marga (JSMR)
Dengan kondisi pada bulan September yang semakin membaik, Regina meyakini kenaikan mobilitas akan berdampak positif bagi JSMR. Menurutnya, seharusnya pada semester II-2021 terutama di kuartal IV-2021, kinerja JSMR bisa jauh lebih baik dibanding kuartal II dan kuartal III kemarin.
“Hal ini seiring aktivitas masyarakat cenderung lebih tinggi, apalagi nanti menjelang akhir tahun ketika ada momentum libur panjang. Kemudian katalis positif lainnya adalah berlanjutnya pengerjaan proyek-proyek jalan tol di kuartal IV-2021 yang sebelumnya terhambat,” imbuh Regina
Melalui Indonesia Investment Authority (INA), Ryan menyebut JSMR berencana melakukan divestasi terhadap sembilan jalan tolnya di mana dialokasikan ke sisa capex untuk menyelesaikan proyek yang sedang berjalan. Melalui diskusi dengan pihak manajemen, Ryan bilang bahwa INA saat ini sedang melakukan uji due diligence pada beberapa aset JSMR.
Ia pun memperkirakan nilai transaksinya di atas 2,0x P/BV.
Baca Juga: Terpoles prospek permintaan nikel, simak rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)
Sementara Analis JP Morgan Sekuritas Henry Wibowo dalam risetnya pada 26 Agustus menuliskan, potensi divestasi aset JSMR ke INA akan menjadi katalis jangka pendek.
Hanya saja, dengan potensi peningkatan risiko belanja modal, maka hal tersebut bisa merusak manfaat deleveraging neraca. JSMR saat ini memiliki kas bersih Rp 4 triliun dan utang Rp 63 triliun, yang berarti 2,5x net gearing (vs 2,4x pada akhir tahun lalu).