Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil mencetak kinerja impresif sepanjang enam bulan pertama 2021. ANTM membukukan pendapatan senilai Rp 17,27 triliun, naik 87% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 9,23 triliun.
Naiknya pendapatan turut memoles laba bersih emiten pertambangan logam mineral milik negara ini. ANTM membukukan laba bersih Rp 1,16 triliun di semester pertama 2021, berbanding dari realisasi bottom line pada periode yang sama tahun lalu ketika Antam masih menderita kerugian bersih hingga Rp 236,77 miliar.
Sejumlah analis menilai, prospek ANTM masih cukup cerah, terutama dipoles oleh prospek harga dan permintaan komoditas nikel. Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal mengatakan, kinerja ANTM akan disokong oleh segmen nikel. Terlebih nantinya jika proyek high-pressure acid leach (HPAL) sudah rampung. “Banyak cadangan ore limonite yang belum di-untapped. Ini terkait bahan precursor untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV),” terang Fauzan kepada Kontan.co.id, Selasa (28/9).
Baca Juga: Harga emas siang ini di Pegadaian, Selasa 28 September 2021
Bahan mentah nikel yang sudah ada milik ANTM, kabarnya juga sudah banyak yang dipesan oleh perusahaan besar seperti Tsingshan serta pemain nikel lainnya. Hal ini berhubungan dengan kestabilan permintaan nikel, yakni saprolite untuk produksi feronikel (Fe-Ni) dan nickel pig iron (NPI) yang berkaitan dengan industri baja nirkarat (stainless steel).
“Tsingshan sedang percobaan untuk membuat NPI menjadi nickel sulphate, namun masih dalam tahap perkembangan,” sambung dia. Selain itu, kebutuhan nikel Indonesia pasti akan banyak diambil dari emiten pelat merah ini.
Asal tahu, segmen nikel turut mendongkrak pendapatan ANTM di enam bulan pertama 2021. Volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTM dan penjualan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 5,34 juta wet metric ton (wmt). Angka ini meningkat signifikan 287% dibandingkan capaian produksi pada semester pertama 2020 yang hanya sebesar 1,38 juta wmt.
Baca Juga: PT Aneka Tambang dan Entitas Anak Laporan Keuangan 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020