Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berangsur menunjukkan pemulihan kinerja hingga kuartal I 2025. Analis menilai hal ini akan jadi katalis positif, seiring dengan sejumlah langkah perbaikan yang dilakukan manajemen tahun ini.
Melansir laporan keuangan KAEF di Bursa Efek Indonesia, Rabu, (30/72025), KAEF berhasil menekan kerugian yang dialaminya pada kuartal I 2024 sebesar Rp 141,84 miliar menjadi rugi Rp 126,43 miliar di kuartal I 2025.
Sepanjang tahun lalu pun, rugi KAEF juga terkikis dari semula Rp 2,26 triliun di tahun 2023, menjadi rugi Rp 1,20 triliun per akhir tahun 2024.
Menurut Sekretaris Perusahaan KAEF, Ganti Winarno Putro, pihaknya menerapkan tiga strategi utama untuk memoles kinerjanya.
Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) Luncurkan Injeksi Penghilang Nyeri Produksi Lokal
Pertama, penguatan fundamental bisnis melalui simplifikasi portofolio produk dengan mendorong produk unggulan yang bernilai tinggi dan memiliki margin kompetitif.
Kedua, optimalisasi saluran penjualan untuk memperluas jangkauan dan memperkuat penetrasi pasar, sehingga mampu meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Ketiga, memperkuat digitalisasi di sektor apotek dan inovasi produk melalui pengembangan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan tren kesehatan masyarakat.
“Kimia Farma terus melakukan transformasi bisnis secara menyeluruh," ujar Ganti dalam keterangan resminya, Selasa (8/7) lalu.
Di sisi lain, KAEF juga menjalankan optimalisasi keuangan melalui cost efficiency dan cost control yaitu optimalisasi HPP dan pengendalian biaya operasional.
Efisiensi yang dilakukan Kimia Farma bersama dengan seluruh entitas anak perusahaan berhasil menurunkan beban pokok penjualan (COGS) dan beban usaha sepanjang tahun 2024. COGS tahun 2024 turun 1,02% menjadi Rp 6,99 triliun dari Rp 7,06 triliun pada 2023.
Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan laba bruto perseroan sebesar 4,96% YoY. Sementara itu, beban usaha pada tahun 2024 juga turun 15,68% menjadi Rp 3,79 triliun dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar Rp 4,49 triliun.
Analis Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai, kinerja KAEF akan berangsur membaik seiring tren kerugian yang menurun.
Baca Juga: Kimia Farma Dukung Kopdes Merah Putih Akses Obat dan Layanan Kesehatan
Kemungkinannya menurut Ekky, KAEF baru akan kembali mencetak laba pada tahun 2026. “Seiring dengan implementasi langkah efisiensi, transformasi portofolio produk, dan fokus pada segmen dengan margin tinggi,” terang Ekky kepada Kontan, Rabu (30/7).
Sentimen positif yang dapat menggenjot kinerja KAEF ke depan menurut Ekky ialah transformasi portofolio produk dan efisiensi biaya operasional yang tengah dijalankan, termasuk penurunan COGS dan beban usaha.
Selain itu, restrukturisasi utang KAEF juga kata Ekky mulai menunjukkan hasil dengan berkurangnya beban bunga.
Momentum pertumbuhan ini Ekky lihat mulai tampak setelah manajemen mulai fokus pada produk margin tinggi dan digitalisasi kanal penjualan tersebut.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzati juga sepakat, kinerja KAEF diprediksi akan berangsur membaik pada tahun 2026 seiring upaya perbaikan tersebut.
Sentimen positif yang akan mengiringi upaya ini menurut Arinda ialah langkah efisiensi KAEF di berbagai lini bisnis, dukungan restrukturisasi utang, penyederhanaan SKU, serta digitalisasi penjualan dan distribusi.
“Sedangkan sentimen negatif antara lain beban gaji tinggi pasca penurunan moderat beban usaha, tekanan persaingan farmasi, risiko integritas anak usaha Kimia Farma Apotek, dan volatilitas nilai tukar yang menekan biaya impor bahan baku,” papar Arinda.
Sedangkan sentimen negatifnya menurut Ekky yakni posisi utang dan beban keuangan yang masih sangat tinggi. Apalagi, volatilitas nilai tukar juga masih jadi ancaman yang dapat memengaruhi bahan baku impor yang digunakan KAEF.
“KAEF juga masih membutuhkan tambahan dana atau dukungan kebijakan dari pemerintah untuk mendorong pemulihan sektor ini,” ujar Ekky.
Hingga akhir tahun ini, Ekky melihat KAEF masih berada dalam jalur pemulihan sebab efek dari strategi efisiensi mulai terasa. Permintaan obat generik dan pertumbuhan layanan ritel melalui apotek digital kata dia diharap mampu mendorong pendapatan KAEF tahun ini.
Namun dari sisi teknikal, saham KAEF dinilai Ekky saat ini bergerak sideways cenderung bearish, terutama jika harga turun di bawah Rp 500. Padahal sebelumnya, lanjut Ekky, saham KAEF sempat menguat ke kisaran Rp 700, namun gagal mempertahankan momentum tersebut.
“Oleh karena itu, rekomendasi saat ini masih wait and see, sambil menunggu sinyal teknikal yang lebih jelas dan konfirmasi lanjutan dari sisi kinerja fundamental,” tutup Ekky.
Sementara dalam jangka pendek, Arinda merekomendasikan investor untuk mencermati saham KAEF dengan target harga jangka pendek Rp 585.
Selanjutnya: Turun Harga, Cek Dulu Harga BBM Juli di Pertamina, Shell,BP & Vivo, Kamis (31/7)
Menarik Dibaca: Manfaat Buat Tin untuk Kesehatan Tubuh,Simak Berbagai Khasiat Lengkapnya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News