kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   -6.000   -0,34%
  • USD/IDR 16.600   -40,00   -0,24%
  • IDX 6.236   74,40   1,21%
  • KOMPAS100 884   15,16   1,75%
  • LQ45 697   15,99   2,35%
  • ISSI 196   0,74   0,38%
  • IDX30 366   8,49   2,37%
  • IDXHIDIV20 443   9,73   2,24%
  • IDX80 100   1,98   2,01%
  • IDXV30 106   1,12   1,07%
  • IDXQ30 121   2,95   2,50%

Kinerja INTP Tumbuh di Tahun 2024, Begini Prospek Kinerja dan Rekomendasi Sahamnya


Selasa, 25 Maret 2025 / 19:21 WIB
Kinerja INTP Tumbuh di Tahun 2024, Begini Prospek Kinerja dan Rekomendasi Sahamnya
Paparan publik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan kinerja positif di tahun 2024. Ke depan, emiten produsen semen ini masih bisa mengais berkah dari program pembangunan pemerintah.

INTP membukukan volume penjualan semen dan klinker secara keseluruhan sebesar 20,49 juta ton pada tahun 2024. Raihan itu lebih tinggi 1,15 juta ton atau 5,9% dibandingkan tahun 2023, terutama dari tambahan volume PT Semen Grobogan.

Hal ini menyebabkan pangsa pasar INTP di domestik secara keseluruhan sebesar 29,7%. Pangsa pasar di Jawa sebesar 37,8% dan luar Jawa 21,1%.

Baca Juga: Indocement (INTP) Optimistis Kinerja di Tahun 2025 Terdorong oleh Program Pemerintah

Mayoritas penjualan semen berasal dari pasar domestik, yaitu sebesar 20,17 juta ton di tahun 2024. Komposisi penjualan semen curah domestik meningkat dari 26,7% menjadi 31,7% pada tahun 2024.

Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Christian Kartawijaya mengatakan, hal itu karena pasokan semen ke proyek ibu kota baru dan percepatan proyek infrastruktur di Jawa.

“Sementara, penjualan untuk pasar ekspor sebanyak 317 ribu ton di tahun 2024, turun 45,3% secara tahunan (YoY) dari 579 ribu ton di tahun 2023,” ujarnya dalam paparan publik INTP, Selasa (25/3).

Pendapatan neto INTP meningkat 3,33% YoY menjadi Rp 18,54 triliun di tahun 2024. Pada tahun 2023, pendapatan INTP tercatat sebesar Rp 17,94 triliun.

Pendapatan pihak ketiga mendominasi kinerja INTP yang sebesar Rp 18,35 triliun. Jika diperinci, penjualan semen tercatat mencapai Rp 16,71 triliun, penjualan beton siap pakai Rp 1,56 triliun, dan penjualan agregat Rp 74,95 miliar.  

Sedangkan pendapatan pihak berelasi yang terdiri dari penjualan semen sebesar Rp 194,02 miliar.  

Naiknya angka pendapatan membuat beban pokok pendapatan juga meningkat 3,17% dari Rp 12,10 triliun pada tahun sebelumnya, menjadi Rp 12,48 triliun di tahun 2024. 

Dengan kenaikan beban pokok pendapatan, INTP masih mampu membukukan kenaikan laba bruto sebesar 3,66%. Angkanya meningkat dari Rp 5,84 triliun menjadi Rp 6,06 triliun. 

Baca Juga: Naik 2,93%, Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Kantongi Laba Rp 2 Triliun pada 2024

Di sisi lain, INTP juga masih mencatatkan kenaikan beban usaha sebesar 2,73% menjadi Rp 3,72 triliun. 

Kenaikan itu berasal dari kenaikan volume penjualan dan biaya lainnya dari perluasan operasi di Grobogan, serta penurunan beban operasi lain neto sebesar 6,4% menjadi Rp 57,6 miliar tahun lalu. Sehingga, margin laba usaha sebesar 12,9% dan EBITDA sebesar 21,2% pada tahun 2024.

Alhasil, INTP berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 2 triliun sepanjang 2024. Angka itu mencerminkan kenaikan 2,93% dibandingkan Rp 1,95 triliun pada tahun sebelumnya. 

Christian mengungkapkan, permintaan semen yang lemah akan terus berlanjut hingga awal tahun 2025. Namun, kemungkinan permintaan semen INTP ditargetkan bisa terealisasikan 1%-2% di tahun 2025, meskipun ada pengurangan anggaran infrastruktur.

“Program pemerintah seperti perpanjangan diskon PPN untuk kepemilikan rumah baru, program tiga juga rumah per tahun, dan renovasi sekolah seharusnya menjadi pendorong positif bagi permintaan semen,” ungkapnya.

Menurut hitungan INTP, 1 juta rumah membutuhkan sekitar 2,7-3 ton semen, sehingga berpotensi menaikkan 14-15% penjualan semen kantong.

“Selain itu, masih ada lagi proyek infrastruktur yang sudah memiliki pendanaan, seperti MRT dan LRT, yang tetap berjalan,” paparnya.

Selama masa penuh tantangan tersebut, INTP bakal lebih menekankan kebijakan pengendalian biaya, serta mengidentifikasi area-area yang biayanya dapat dikurangi tanpa mengorbankan kualitas dan layanan.

Peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif juga merupakan salah satu inisiatif utama di tahun 2025, khususnya untuk pabrik INTP di Grobogan dan pabrik yang disewakan di Maron.

Menurut Christian, kebijakan perusahaan itu tak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga ekonomi. “Kami juga mengantisipasi lebih cepat dimulainya kembali aktivitas konstruksi pada awal April 2025, karena tahun lalu kegiatan tersebut jatuh pada minggu kedua April, termasuk kondisi yang lebih baik karena cuaca lebih kering,” ungkapnya.

Aditya Prayoga, Research Analyst Phintraco Sekuritas, melihat, INTP berhasil mencatatkan kinerja impresif sepanjang 2024, meskipun industri semen masih menghadapi tantangan akibat kondisi oversupply. 

Volume penjualan INTP mengalami penurunan 3,99% secara kuartalan menjadi 5,23 juta ton, tetapi naik 5,51% secara tahunan (YoY). Penurunan ini disebabkan oleh efek musiman kuartal IV, yang umumnya lebih rendah akibat musim hujan. 

“Namun, secara tahunan, pertumbuhan tetap signifikan berkat permintaan yang cukup signifikan pada beberapa provinsi, seperti Kalimantan Utara dan Jawa Tengah,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (25/3).

Selain itu, terkait dengan kinerja keuangan, INTP berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 5,23 triliun, naik 0,62% kuartalan dan 4,10% secara tahunan pada kuartal IV 2024. Angka kumulatif mencapai Rp 18,55 triliun, 3,34% YoY. 

Pertumbuhan pendapatan ini didukung oleh volume penjualan semen yang solid serta efisiensi pada beban pokok pendapatan, yang tercatat sebesar Rp 1,97 triliun, turun 0,42% YoY dan turun 4,73% secara kuartalan. 

Secara bottomline, INTP juga berhasil mencatatkan laba bersih mencapai Rp 2,92 triliun, naik 12,83% QoQ dan naik 7,47% YoY pada kuartal IV 2024. Angka kumulatif laba bersih mencapai Rp 2,01 triliun, naik 2,96% YoY sepanjang tahun 2024.

Sementara, secara industri, sektor semen masih dibayangi oleh kondisi oversupply, yang diperparah oleh melemahnya daya beli masyarakat serta  implementasi kembali kebijakan Over Dimension Over Loading (ODOL) yang kembali diangkat oleh pemerintah. 

“Ini mengingat kebijakan ini dapat meningkatkan biaya logistik bagi emiten emiten semen,” paparnya.

Di sisi lain, saham INTP memang ada dalam tren penurunan. Harga saham INTP turun 35,14% sejak awal tahun (YTD) dan sudah amblas 76,38% sejak lima tahun lalu.

Aditya juga melihat, penurunan harga saham INTP dalam beberapa bulan terakhir disebabkan oleh berbagai faktor tambahan. Salah satunya adalah periode libur nasional dan hari raya keagamaan di sepanjang kuartal I 2025 khususnya Ramadan dan Lebaran. 

“Hari libur panjang cenderung memperlambat aktivitas konstruksi serta menekan permintaan semen,” ungkapnya.

Di sisi lain, kebijakan efisiensi anggaran pemerintah turut memunculkan kekhawatiran terhadap kelanjutan proyek-proyek strategis nasional, yang selama ini menjadi salah satu pendorong utama permintaan semen. 

Jika alokasi dana infrastruktur mengalami pemangkasan yang signifikan, diperkirakan industri semen akan menghadapi tekanan dalam jangka pendek hingga menengah.

Namun ke depan, ada beberapa katalis positif yang dapat menopang permintaan semen. Misalnya, program pembangunan 3 juta rumah per tahun, insentif diskon PPN untuk pembelian rumah baru, serta potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed dan Bank Indonesia (BI) yang dapat memberikan dorongan bagi sektor properti dan konstruksi. 

Menurut Aditya, beberapa katalis positif yang telah disebutkan sebelumnya dapat memberikan dorongan bagi sektor properti dan konstruksi. Realisasinya juga krusial dalam memastikan dampak positif terhadap industri semen. 

“Percepatan implementasi kebijakan serta kepastian anggaran infrastruktur akan menjadi kunci dalam mendorong pemulihan permintaan semen dalam jangka menengah hingga panjang,” paparnya.

Meskipun begitu, Aditya belum memberikan rekomendasi untuk INTP.

Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe melihat, oversupply masih akan jadi pemberat kinerja INTP di tahun 2025. Meskipun begitu, tambahan pendapatan dari Grobogan bisa kembali menopang kinerja INTP di tahun ini.

Kiswoyo pun merekomendasikan beli untuk INTP dengan target harga Rp 7.250 per saham.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham INTP ada di level support di level Rp 4.540 per saham dan resistance Rp 4.880 per saham. Herditya merekomendasikan buy if break untuk INTP dengan target Rp 5.100 - Rp 5.350 per saham.

Selanjutnya: Revisi UU TNI Digugat ke MK, Begini Isi Gugatannya

Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×