kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,33   -2,31   -0.25%
  • EMAS1.396.000 0,07%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Kinerja Instrumen Obligasi Paling Unggul Sepanjang Mei 2024


Senin, 03 Juni 2024 / 15:57 WIB
Kinerja Instrumen Obligasi Paling Unggul Sepanjang Mei 2024
ILUSTRASI. Investasi obligasi pemerintah paling laku diburu sepanjang periode Mei 2024.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi obligasi pemerintah paling laku diburu sepanjang periode Mei 2024, dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. PT Infovesta Utama mencatat, kinerja Infovesta Goverment Bond Index return-nya paling tinggi sebesar 1,04% secara MoM sepanjang Mei 2024.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian mengatakan, rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) cenderung bernada dovish. Hal ini menepis spekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga, sehingga pasar merespons baik hal tersebut. 

Selain itu, Fajar mengatakan sentimen lainnya datang dari rilis data inflasi AS bulan April yang turun sesuai perkiraan pasar, dan data tenaga kerja AS non-farm payroll yang jauh di bawah ekspektasi.

“Hal itu kembali memberikan ekspektasi pasar akan potensi pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali di tahun ini. Jadi sentimen-sentimen tersebut yang membuat investasi obligasi pemerintah paling diminati oleh investor sepanjang Mei 2024 ini,” kata Fajar kepada Kontan.co.id, Minggu (2/6). 

Baca Juga: Manajer Investasi BUMN Kelola Dana Tapera, Instrumen Rendah Risiko Jadi Pilihan

Di sisi lain, pasar obligasi masih akan ditopang oleh permintaan dari investor domestik yang diperkirakan masih solid. Potensi peningkatan permintaan diperkirakan berasal dari investor institusi keuangan non-bank didorong oleh adanya kebutuhan reinvestasi, pemenuhan kewajiban investasi pada SBN, dan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, serta kondisi makroekonomi domestik yang menunjukkan ketahanan.

Untuk itu, Fajar melihat bahwa prospek kinerja investasi obligasi pemerintah ke depan masih sangat volatile mengikuti perkembangan terkini mengenai arah suku bunga The Fed. Fajar menambahkan, juga terdapat beberapa komentar pejabat The Fed yang bernada hawkish di mana membuka opsi akan kenaikan suku bunga jika diperlukan. 

“Terbaru, pasar kini hanya memperkirakan The Fed hanya akan memangkas suku bunga sebanyak 1 kali di tahun ini dengan probabilitas 30%,” kata dia. 

Baca Juga: IHSG Melemah 3,48% dalam Sepekan, Simak Proyeksi Pekan Depan dan Rekomendasi Sahamnya

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, kinerja portofolio investasi berdasarkan data milik HPAM sepanjang bulan Mei 2024, diunggulkan pada investasi reksadana obligasi korporasi sebesar 1,1245%. 

Reza mengatakan, sentimennya datang dari data Inflasi AS. Pasalnya data ini juga dapat memengaruhi nilai tukar rupiah. Jika inflasi AS tidak kunjung turun, maka dolar AS dapat menguat, dan ini mempengaruhi rupiah. Selain itu, data ekonomi AS seperti indeks harga rumah dan tingkat keyakinan konsumen juga mempengaruhi inflasi AS dan nilai tukar rupiah. 

Di sisi lain, Reza menyebutkan bahwa penerbitan obligasi korporasi pada tahun 2024 berpeluang sedikit lebih tinggi dari tahun 2023. Pasalnya, nilai obligasi korporasi yang akan jatuh tempo juga sedikit lebih tinggi pada tahun 2024 yakni sebesar Rp 124,50 triliun dibandingkan dengan nilai obligasi yang jatuh tempo tahun 2023 sebesar Rp 116,38 triliun.

“Jadi, sentimen yang mempengaruhi kinerja hingga bulan Mei 2024 melibatkan faktor global seperti suku bunga AS, inflasi, dan hasil pemilu. Semua ini berdampak pada nilai tukar rupiah dan kinerja investasi,” kata Reza kepada Kontan.co.id, Minggu (3/6). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×