Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 sepertinya bukan menjadi tahun keberuntungan bagi indeks saham sektor pertambangan. Tahun lalu, indeks sektoral ini terkoreksi 12,83% dan menjadi salah satu penjegal pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Indeks saham sektoral lain yang jeblok di tahun lalu adalah indeks saham sektor barang konsumsi (-20,11%) dan aneka industri (-12,23%).
Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata menilai, anjloknya kinerja indeks saham sektor pertambangan tidak bisa lepas dari anjloknya harga batubara sepanjang 2019. Hal ini diakibatkan oleh berlebihnya pasokan batubara di pasar global.
Baca Juga: Jeblok tahun lalu, saham sektor barang konsumsi diprediksi rebound tahun ini
Selain itu, Liza menilai, komoditas pertambangan, baik batubara maupun logam masih bergantung pada perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Senada, Analis Artha Sekuritas Nugroho Rahmat Fitriyanto menyebut, pergerakan indeks saham sektor pertambangan diperberat oleh emiten-emiten batubara karena memang harga batubara yang turun signifikan pada 2019.
“Sehingga harga jual dan margin ikut tertekan,” ujar Nugroho kepada Kontan.co.id.
Melansir RTI Business, beberapa emiten batubara mencatatkan pergerakan harga yang negatif tahun lalu. Sebut saja saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) harganya anjlok 38,14% di tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Besok, Bank Amar mulai tawarkan saham IPO Rp 174 per saham
Lalu, harga saham PT Indika Energy Tbk (INDY) merosot 24,61%. Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) malah lebih parah. Harga saham ITMG longsor 43,33% di sepanjang 2019.