kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Kinerja Gudang Garam (GGRM) Tertekan di Semester I-2024, Ini Penjelasan Manajemen


Jumat, 30 Agustus 2024 / 09:24 WIB
Kinerja Gudang Garam (GGRM) Tertekan di Semester I-2024, Ini Penjelasan Manajemen
ILUSTRASI. Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8). PT Gudang Garam Tbk mencatat laba pada semester I 2024 sebesar Rp 925,51 miliar, merosot 71,8% akibat penjualan turun.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) pada semester I-2024 menunjukkan penurunan yang signifikan. 

Laporan keuangan perusahaan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 925,51 miliar, turun drastis sebesar 71,8% dibandingkan dengan Rp 3,28 triliun pada periode yang sama di tahun 2023.

Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh turunnya pendapatan GGRM selama enam bulan pertama tahun ini sebesar 10,45% menjadi Rp 50,01 triliun, dibandingkan Rp 55,85 triliun pada semester I-2023. 

Baca Juga: Gudang Garam (GGRM) Beberkan Alasan Tak Bagi Dividen Tahun Ini

Menurut Direktur dan Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman, penurunan ini dipicu oleh turunnya volume penjualan akibat kenaikan tarif cukai, serta melemahnya daya beli masyarakat, khususnya di kalangan menengah ke bawah.

Heru menjelaskan bahwa berdasarkan data Nielsen, volume penjualan industri rokok secara keseluruhan turun 7,2% menjadi 106,1 miliar batang pada semester I-2024, dari 114,4 miliar batang pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Adapun volume penjualan rokok Gudang Garam tercatat sebesar 27,8 miliar batang pada Juni 2024, turun 14,4% dibandingkan dengan 32,5 miliar batang pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Prospek Emiten Rokok Masih Berat di Sisa Tahun 2024, Begini Rekomendasi Sahamnya

Secara rinci, volume penjualan Sigaret Kretek Mesin (SKM) GGRM turun 17,19%, dari 28,5 miliar batang pada semester I-2023 menjadi 23,6 miliar batang pada semester I-2024. Sementara itu, penjualan Sigaret Kretek Tangan (SKT) masih mengalami peningkatan sebesar 7,5%, dari 4 miliar batang menjadi 4,3 miliar batang.

Sebagai akibat dari penurunan volume penjualan ini, pendapatan GGRM juga mengalami penurunan sebesar 10,45% pada enam bulan pertama tahun 2024, menjadi Rp 50,01 triliun, dibandingkan Rp 55,85 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Heru mengungkapkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh penurunan volume penjualan dan kenaikan harga jual yang terjadi pada Maret dan Mei 2024.

Biaya pokok pendapatan GGRM tercatat menurun 6,2% menjadi Rp 44,95 triliun pada semester I-2024, dari Rp 47,91 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan biaya cukai sebesar 3,1% serta turunnya volume penjualan.

Baca Juga: Imbas Kenaikan Cukai, Pendapatan Gudang Garam (GGRM) Merosot di Semester I-2024

Heru juga menyinggung kemungkinan kenaikan cukai pada tahun 2025. Hingga saat ini, perusahaan masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah terkait penerapan tarif cukai tahun depan. 

Di sisi lain, Heru memastikan bahwa hingga saat ini, perusahaan belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi berupa pembelian kembali saham (buyback).

Selanjutnya: Daftar 4 Aset yang Bisa Jadi Pendapatan Pasif Menurut Robert Kiyosaki

Menarik Dibaca: IHSG Menguat 0,3% Pada Pembukaan Akhir Pekan, Jumat (30/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×