Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) didukung bisnis On Demand Service (ODS) dan strategi efisiensi. Di samping itu, penerapan teknologi Artificial Intelegence (AI) dapat meningkatkan layanan pinjaman GOTO.
Analis BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Niko Margaronis melihat, GOTO telah memaksimalkan peluang dalam bisnis On Demand Service (ODS) dan layanan Financial Techology (fintech). Berbagai layanan ODS GOTO meliputi GoCar, GoRide, GoSend, hingga GoPay.
GOTO melaporkan pertumbuhan Monthly Tracked User (MTU) yang solid, didukung oleh tingkat unduhan yang konsisten sebesar 1 juta per bulan.
Baca Juga: Market Cap Gojek Tokopedia (GOTO) Rp 100 Triliun, Cek Prospek & Rekomendasi Sahamnya
Ini menunjukkan peningkatan konversi pengguna, rasio retensi, dan frekuensi pesanan seperti yang dinyatakan oleh GOTO.
Peningkatan MTU tersebut menghasilkan pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV) yang stabil di samping peningkatan margin kontribusi, yang mencerminkan pembakaran kas (cash burn) dan biaya pemasaran yang lebih efisien.
Pada Gross Transaction Value, GOTO melaporkan GTV inti Grup meningkat 74% menjadi Rp 72 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara GTV Grup naik 37% YoY menjadi Rp 137,4 triliun.
Selain itu, dengan kinerja TikTok yang stabil di Indonesia dan prospek e-commerce yang positif, GOTO berada pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan peluang penjualan silang dan biaya e-commerce yang stabil.
Menurut Niko, platform e-commerce dan ODS di Indonesia tengah berevolusi menjadi ekosistem keuangan yang dapat diskalakan, memonetisasi data untuk membuka peluang pertumbuhan GMV/GTV dan teknologi finansial.
Baca Juga: BBCA dan GOTO Teratas, Cek Saham yang Banyak Dijual Asing di Awal Pekan, Senin (20/1)
BRIDS memandang, GMV e-commerce akan terus tumbuh melalui tiga faktor yaitu media sosial, kredit konsumen, dan produktivitas yang didukung AI yang mendemokratisasi dan memperdalam e-commerce.
Adapun TikTok dan Shopee memimpin dalam perdagangan sosial, dengan TikTok mengungguli Shopee dalam hal unduhan aplikasi dan penetrasi penggunaan. Sementara Lazada dan Blibli akan berupaya meningkatkan pemenuhan dan campuran TPV.
Niko menilai, khususnya GOTO telah menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat, secara berurutan mengurangi kerugian EBITDA yang disesuaikan menjadi positif pada kuartal III-2024. Emiten sektor teknologi ini melaporkan Adjusted EBITDA senilai Rp 137 miliar pada triwulan ketiga 2024 lalu.
"Unduhan yang konsisten dengan peningkatan rasio konversi dan retensi akan mendorong ekspansi GTV di bawah masa jabatan baru CEO GOTO saat ini," kata Niko dalam riset 17 Januari 2025.
Niko menuturkan bahwa GOTO mempertahankan momentum pertumbuhan dengan peningkatan efisiensi dan kepemimpinan yang kuat. Inisiatif strategis dalam fintech dan periklanan, ditambah dengan optimalisasi cloud dan kemajuan Artificial Intelegence (AI), diharapkan dapat mendorong ekspansi margin EBITDA dan profitabilitas GOTO dalam jangka panjang.
BRIDS meyakini bahwa strategi GOTO menanamkan AI ke dalam operasi GOTO akan mendorong pertumbuhan pinjaman pada tingkat 20% secara triwulanan melalui Goto Financials (GTF).
Target tersebut dapat dicapai dengan manajemen risiko yang dinamis, Non Perfoming Loan (NPL) terjaga mendekati 1% dengan menembus GTV Goto Financials dan aplikasi standalone Gopay.
"Selain itu, GOTO dapat memanfaatkan kemitraannya dengan TikTok Shop Tokopedia dan kumpulan pengemudi untuk meningkatkan Paylater dan pencairan pinjaman tunai," imbuh Niko.
Niko mengantisipasi, bisnis ODS GOTO dapat mencapai efisiensi yang lebih besar dan memberikan margin Adusted Ebitda sekitar 1,4%, naik 50 bps yoy pada 2025. GOTO telah mengoptimalkan kontrak cloud-nya dengan Alibaba, Tencent, dan hyperscaler lainnya, yang seharusnya meningkatkan pengiriman produk dan layanan sekaligus meningkatkan rasio biaya terhadap pendapatan.
Pada Goto Financials, GTF diposisikan untuk mencapai Ebitda positif mulai kuartal IV-2024, didorong oleh prospek pertumbuhan pinjaman yang positif pada 2025 dan risiko penurunan yang terbatas yang dikelola oleh AI. Per kuartal ketiga 2024, GTV Inti Goto Financials melonjak hingga Rp 64,5 triliun, naik 15,0% qoq dan 81,9% yoy, terutama karena dekonsolidasi Tokopedia.
"Penyematan AI meningkatkan margin ODS sekaligus memungkinkan infrastruktur fintech yang kuat untuk mencapai Ebitda positif di kuartal mendatang," ujar Niko.
Dengan berbagai faktor tersebut, Niko mempertahankan peringkat Buy untuk GOTO dengan target harga sebesar Rp 90 per saham.
Selanjutnya: Jelang Implementasi, Petunjuk Teknis Pemeriksaan Kesehatan Gratis Diterbitkan
Menarik Dibaca: 5 Kebiasaan Sehat yang Harus Diajarkan kepada Anak Setiap Hari, Orang Tua Wajib Tahu!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News