Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Ketiga, di tengah situasi Covid-19 yang memukul industri penerbangan ini, perseroan berhasil melakukan penghematan yang efektif.
Sampai dengan kuartal III 2021, GMFI membukukan pendapatan sebesar US$ 165,37 juta atau turun 13,78% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, perseroan berhasil memangkas beban-beban perusahaan hingga September 2021.
Alhasil, GMFI berhasil menekan rugi usahanya menjadi US$ 27,68 juta. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya rugi usaha perusahaan sebesar US$ 178,16 juta.
Dengan begitu, perusahaan semakin memperkecil rugi bersih yang dideritanya menjadi US$ 38,94 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 160,60 juta.
“Meskipun pendapatan hingga September 2021 tidak terlalu jauh berbeda dengan periode yang sama tahun lalu namun dari sisi kerugian bersih bisa turun sangat signifikan,” ujar Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan.
Baca Juga: Garuda Indonesia tercatat memiliki kredit ke beberapa bank berikut ini
Ia berharap GMFI terus bisa mempertahankan efisiensinya. “Kondisi saat ini menjadikan diversifikasi tersebut sebagai pilihan terbaik. Dan perlu diapresiasi langkah manajemen yang berusaha keras bagaimana perusahaan bisa mendapatkan pendapatan,” jelas Alfred.
Pengamat pasar modal Lucky Bayu Purnomo menilai GMFI masih ada prospek sebab captive market masih ada. “Prospek pendek memang masih bukan pilihan. Tapi jangka panjang investor bisa positif. Karena sekarang para investor mengharapkan GMFI bisa mengembangkan market share dan juga pendapatan organik sendiri, di luar pendapatan dari Induknya,” kata Lucky.
Ia mengatakan bahwa manajemen perlu semakin mendiversifikasi pendapatan dan jasa servisnya dan menerapkan tata kelola perusahaan yang lebih ramping, efisien, dan tepat guna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News