Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sepanjang 2013 rupanya babak belur. Laba bersih BUMN penerbangan ini anjlok hingga 10 kali lipat. Per akhir 2013, laba bersih perseroan hanya US$ 11,03 juta.
Sebagai perbandingan, akhir tahun 2012, laba bersih GIAA mencapai US$ 110,59 juta. Pendapatan usaha GIAA rupanya hanya naik tipis dari US$ 3,47 miliar menjadi US$ 3,71 miliar.
Sementara itu, beban usaha dan rugi kurs kian membengkak. Beban usaha GIAA naik dari US$ 3,29 miliar menjadi US$ 3,7 miliar. Di saat yang sama, beban akibat selisih kurs tercatat mencapai US$ 47,92 juta, naik lebih dari lima kali lipat dibanding 2012.
Pos lain yang membuat laba bersih Garuda mengkerut adalah selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan. Nilainya mencapai US$ 26,86 juta. Padahal, di pengujung 2012 nilainya hanya US$ 3,84 juta.
Emirsyah Satar, Direktur Utama GIAA dalam pernyataan resminya mengatakan, kinerja Garuda tahun lalu dipengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan tingginya harga bahan bakar.
Selain itu, tahun lalu perusahaan juga melakukan investasi dalam jumlah yang cukup besar untuk penambahan armada guna menunjang peningkatan operasional.
Salah satunya untuk mengembangkan bisnis Citilink sebagai armada berbiaya murah alias low cost carrier (LCC) yang beroperasi secara mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News