kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja emiten tambang pelat merah di semester I-2019 tumbuh, ini rekomendasi analis


Rabu, 02 Oktober 2019 / 20:58 WIB
Kinerja emiten tambang pelat merah di semester I-2019 tumbuh, ini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Emas Antam


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga BUMN tambang yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), serta PT Timah Tbk (TINS) telah merilis laporan kinerja keuangannya hingga semester I-2019. 

ANTM misalnya, yang merilis laporan keuangan Selasa (1/10) membukukan kenaikan pendapatan sebesar 22% menjadi Rp 14,42 triliun.

Komoditas emas masih menopang kinerja ANTM sepanjang semester I-2019. Volume penjualan emas ANTM tercatat naik 14% dengan kontribusi sebesar Rp 9,61 triliun atau 67% dari total pendapatan ANTM.

Meski demikian, laba bersih ANTM hanya tumbuh 6,1% menjadi Rp 365,75 miliar. Hal ini ditengarai akibat naiknya beberapa beban-beban ANTM seperti beban pokok penjualan yang naik 25,01%.

Sementara TINS pendapatannya meroket hingga 120% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 9,65 triliun di semester I-2019. Laba bersih TINS juga terkerek naik 20,66% menjadi Rp 205,29 miliar.

Namun, nasib berbeda dialami oleh PTBA. Emiten yang bergerak di bidang tambang batubara ini harus menelan pil pahit akibat kinerja yang menurun sepanjang paruh pertama 2019.

Pendapatan PTBA naik tipis 1,14% menjadi Rp 19,61 triliun di semester I-2019. Meski demikian, laba PTBA justru merosot tajam.

Tercatat, laba bersih PTBA semester I-2019 sebesar Rp 2,01 triliun atau anjlok 24,44% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Meski demikian, “Dengan kondisi penurunan harga batubara saat ini, capaian ini sudah yang terbaik yang bisa dicapai PTBA,” ungkap Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman saat dihubungi Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pasca rilis kinerja semester I 2019, ini rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai PTBA menjadi emiten tambang pelat merah yang paling berpotensi untuk tertekan akibat penurunan harga batubara.

Sukarno bilang, hingga saat ini harga batubara telah merosot hingga 31,71% secara year-to-date (ytd). Hal ini berpotensi menyebabkan kinerja PTBA akan memburuk di tahun ini. 

Hal yang sama berlaku untuk TINS. Meski kinerja semester ini moncer, TINS masih dibayangi oleh penurunan harga timah.

“Harga timah secara ytd telah turun 16,56%,” ujar Sukarno saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (2/10).

Meski demikian, Sukarno memprediksi harga timah akan kembali naik. Ia juga menilai langkah TINS untuk mengurangi volume ekspor timah secara bertahap akan berdampak baik bagi harga timah untuk jangka panjang.

Namun menurutnya untuk saat ini pengurangan ekspor timah berpotensi mengganggu kinerja TINS.

Untuk diketahui, TINS berencana untuk mengurangi volume ekspor timah guna memperbaiki harga timah yang semakin merosot. Namun, rencana ini bakal dievaluasi kembali jika harga timah sudah membaik.

Di lain sisi, ANTM dinilai sebagai emiten tambang plat merah yang paling bersinar. Secara harga, komoditas emas menunjukkan tren pertumbuhan positif.

Namun Sukarno menyarankan agar investor tetap berhati-hati karena harga emas saat ini cenderung terkoreksi.

Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu mengatakan dari sisi global harga emas spot yang sedang melemah berpotensi untuk menekan emiten-emiten emas, termasuk ANTM.

Baca Juga: Laba Anjlok Terjegal Penurunan Harga Batubara, Ini Strategi Bukit Asam (PTBA)

Dessy bilang, hasil kinerja ANTM sepanjang semester I-2019 sudah sesuai dengan ekspektasi.

“Kami mempertimbangkan kondisi harga komoditas global dengan performa harga emas tahun ini yang cukup leading,” ujar Dessy kepada Kontan.co.id, kemarin.

Sukarno merekomendasikan untuk wait and see terhadap saham PTBA, TINS, dan ANTM. Sementara Dessy merekomendasikan buy saham ANTM dengan target harga Rp 1.250 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×