Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sempat mengalami penurunan kinerja pada tahun lalu, industri semen nasional diproyeksikan bakal mencetak pertumbuhan di tahun 2023 ini. Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei memproyeksikan akan ada kenaikan volume penjualan meskipun tipis.
"Volume penjualan mungkin akan tumbuh tipis, dengan margin meningkat di tahun ini," ungkap Jono kepada Kontan.co.id, Minggu (29/1).
Jono menyebutkan bahwa industri semen memang mengalami penurunan kinerja pada tahun lalu. Selain volume penjualan yang turun akibat melemahnya permintaan, kenaikan harga jual rata-rata juga turut membebani kinerja emiten semen selama tahun 2022.
Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Merilis Produk Semen Ramah Lingkungan
Dia menjelaskan, penurunan permintaan tersebut terjadi sebagai dampak dari perlambatan realisasi sejumlah proyek konstruksi karena dampak Covid-19. Sementara kenaikan harga jual rata-rata disebabkan oleh melonjaknya harga energi seperti bahan bakar minyak (BBM) dan batubara.
Nah, dengan outlook ekonomi yang lebih cerah di tahun ini, Jono memproyeksikan akan ada kenaikan kinerja dari emiten semen. Salah satu katalis positifnya yakni anggaran infrastruktur yang naik sehingga memicu percepatan proyek konstruksi, termasuk proyek pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Dan harga batubara dan BBM yang turun akan menjadi katalis positif bagi emiten semen.
Baca Juga: Semen Baturaja (SMBR) Optimistis Volume Penjualan Semen Tumbuh Positif di Tahun 2023
Melihat faktor-faktor di atas, Henan Putihrai Sekuritas pun merekomendasikan untuk buy saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target harga Rp 9.000.
"Selain karena hal-hal di atas, aksi korporasi SMGR untuk menjadi pemain industri semen terintegrasi terbesar di Indonesia, dengan telah mengakuisisi PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) juga akan mendorong kinerja SMGR," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News