kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja emiten properti stagnan karena faktor ini


Senin, 31 Juli 2017 / 07:13 WIB
Kinerja emiten properti stagnan karena faktor ini


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja emiten properti di semester 1 2017 masih belum terlalu menunjukkan perbaikan. Meski beberapa emiten mencatatkan kinerja yang cemerlang, perlambatan juga dicatatkan oleh sebagian emiten properti.

Salah satu emiten yang mencatatkan kinerja cukup cemerlang adalah PT Intiland Development Tbk (DILD). Di semester 1 2017 ini, laba DILD melesat dengan pertumbuhan yang signifikan sebesar 24,5% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 18,5% dibandingkan dengan semester 1 2016. Sementara di semester pertama 2016, DILD mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 3,7% dan pertumbuhan pendapatan sebesar 13,7%.

Berbanding terbalik, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 14,4% di semester 1 2017 jika dibandingkan dengan semester 1 2016 yang lalu. Padahal semester 1 2016 yang lalu MTLA berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 3,15%.

Reza Priyambada, analis Binaartha Parama Sekuritas bilang bahwa terjadinya perpindahan alias shifting menjadikan performa emiten properti terkesan lebih stagnan. Hal ini lantaran meski daya beli masih cukup baik, namun, masyarakat lebih memilih alternatif lain untuk mencari perumahan.

"Di bidang properti masyarakat memiliki pilihan seperti cicil , KPR, sewa maupun kontrak, ingin rumah baru yang jauh dari kantor atau sewa, Jika banyak orang memutuskan untuk sewa, maka properti juga akan sulit pulih," jelasnya.

Shifting, lanjut Reza, tak hanya terjadi di bidang properti saja. "Ini juga terjadi di bidang konsumer dan juga ritel, sehingga membuat ritel besar kelabakan, karena masyarakat lebih memilih model ritel yang lebih kecil," imbuh Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×