kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kinerja Emiten Properti Masih Disokong Katalis Positif, Simak Rekomendasi Sahamnya


Rabu, 17 Juli 2024 / 23:48 WIB
Kinerja Emiten Properti Masih Disokong Katalis Positif, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Pembangunan perumahan baru di Depok, Jawa Barat, Senin (12/2/2024). Kinerja emiten sektor properti tahun 2024 diperkirakan akan jauh lebih baik setelah menghadapi tantangan berat di tahun 2023. Properti merupakan salah satu sektor yang berpotensi memberikan keuntungan pada tahun 2024 di tengah prospek penurunan suku bunga acuan. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencapaian pendapatan prapenjualan alias marketing sales emiten properti masih bertumbuh di semester I 2024.

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan kenaikan marketing sales dari Rp 1,6 triliun pada semester I 2023 menjadi sebesar Rp 1,7 triliun per akhir 30 Juni 2024.

Corporate Secretary Summarecon, Agung Jemmy Kusnadi mengatakan, raihan marketing sales per Juni 2024 itu setara dengan 34% dari target SMRA di tahun 2024 yang sebesar Rp 5 triliun.

“Dari raihan tersebut, mayoritas masih berasal dari produk rumah tapak,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (17/7).

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mencatatkan marketing sales sebesar Rp 3,3 triliun di semester I 2024, setara dengan 60% dari target di tahun 2024 yang sebesar Rp 5,5 triliun. Raihan PANI di periode ini tumbuh 191% dari semester I 2023.

PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mencatatkan marketing sales sebesar Rp 820 miliar hingga semester I-2024, setara dengan 43% dari target di tahun 2024 yang sebesar Rp 1,9 triliun. Persentase kenaikan marketing sales di semester I 2024 sekitar 8% secara tahunan alias year on year (YoY).

Research Analyst Phintraco Sekuritas, Nurwachidah mengatakan, tren marketing sales di kuartal II masih berpotensi mengalami peningkatan. Padahal, ada kecenderungan konsumen menunda pembelian rumah selama periode pemilu. 

Baca Juga: Marketing Sales Emiten Properti Tumbuh Positif, Cek Saham Rekomendasi Analis

Berkaca dari pemilu yang sebelumnya. Misalnya pada pemilu tahun 2019. Kala itu, pada kuartal I penjualan properti residensial tercatat turun 15,90%,  kuatral II tumbuh sebesar 23,77% dan kuartal III melambat 33,69%.

“Penjualan  properti residensial berpotensi bertumbuh lebih baik setelah pemilu nanti,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (17/7).

Selain itu, terdapat ekspektasi akan adanya pemangkasan suku bunga oleh The Fed di akhir tahun ini yang berpotensi diikuti oleh Bank Indonesia (BI). Setelah terjadi kenaikan BI rate di April 2024 lalu, BI terus mempertahankan suku bunga di angka 6,25%.

“Hal ini akan menjadi kabar baik untuk penjualan properti, apalagi mayoritas penjualan properti di Indonesia dibeli dengan skema kredit pemilikan rumah (KPR) yang sensitif suku bunga,” paparnya.

Di sisi lain, berakhirnya insentif PPN DTP 100%, dan digantikan dengan PPN DTP 50%, hanya akan berdampak secara terbatas terhadap penjualan properti. 

Hal ini mengingat terdapat berbagai katalis lain di semester II, seperti potensi pemangkasan suku bunga, tren kenaikan harga properti, serta pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sektor properti dan real estate tercatat berkontribusi sebesar 7,34% terhadap PDB di kuartal I 2024. 

“Kontribusi sektor properti dan real estate terhadap PDB Indonesia terus menunjukan pertumbuhan sejak kuartal I 2018 hingga kuartal I 2024 dengan CAGR 10% yoy,” katanya. 

Tak hanya itu, rilis beberapa produk baru emiten properti juga berpotensi meningkatkan marketing sales mereka. 

“Secara historis, emiten properti cenderung meluncurkan produk properti terbarunya pada kuartal II setiap tahunnya,” paparnya.

Secara umum, dengan adanya proyek emiten properti di IKN, mereka bisa dapat kontribusi positif untuk pendapatan perusahaan. 

“Sebab, ketika menerima proyek tersebut, setiap emiten sudah mempertimbangkan target pertumbuhan di daerah tersebut,” ungkapnya.

Nurwachidah pun merekomendasikan beli untuk BSDE, CTRA, dan SMRA dengan potensi fair value masing-masing di Rp 1.300 per saham, Rp 1.390 per saham, dan Rp 705 per saham.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, raihan marketing sales di kuartal II dapat menjadi acuan bahwa kinerja para emiten di periode tersebut dapat lebih baik.

”Tren marketing sales di semester I beberapa emiten menunjukkan pertumbuhan pada pra-penjualannya. Aset unggulan para emiten berasal dari segmen rumah hunian, ruko, dan mall,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (17/7).

Baca Juga: Penjualan Rumah Dominasi Marketing Sales, Intip Rekomendasi Saham Summarecon (SMRA)

Di semester II, kinerja emiten properti diproyeksikan dapat bertumbuh dengan sentimen positif utama berasal dari potensi pemangkasan suku bunga The Fed di yang akan diikuti oleh BI.

Selain itu, sentimen positif berasal dari masih adanya permintaan properti, adanya produk-produk baru rumah hunian, masih ramainya pengunjung mall dan hotel, serta masih adanya insentif PPN DTP.

“Tren marketing sales juga bisa tetap naik. Di sisi lain, beberapa emiten memiliki aset unggulan di pendapatan berulang alias recurring income,” tuturnya. 

Adapun sentimen negatif berasal dari suku bunga tinggi, pengambilan kredit yang masih tinggi sehingga customer bisa menunda pembelian rumah hunian, dan ketidakpastian ekonomi.

Di sisi lain, Vicky melihat emiten properti dengan proyek di IKN baru akan merasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang panjang. Namun, potensi proyek di IKN bakal menjadi beban juga tetap ada, mengingat terdapat risiko ketidaklancaran proyek.

Ia pun merekomendasikan trading buy untuk SMRA dengan target harga Rp 600 per saham dan buy on weakness untuk PANI dengan target harga Rp 5.875 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×