Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Solidnya harga ayam broiler dan day old chicken (DOC) mampu mendongkrak kinerja emiten-emiten di sektor perunggasan (poultry) di semester pertama tahun ini.
Jika ditelusuri, kinerja keuangan tiga pemain besar di sektor poultry, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) kompak positif pada paruh pertama tahun ini.
Ambil contoh, JPFA mampu meraup pendapatan senilai Rp 16.7 triliun atau meningkat 18,18% (yoy) di semester pertama lalu. Laba bersih emiten ini juga melesat 127,76% (yoy) menjadi Rp 1,10 triliun.
Sementara itu, CPIN memperoleh pendapatan sebesar Rp 25,61 triliun di semester I-2018 atau meningkat 2,72% (yoy). Laba bersih perusahaan juga naik 59,86% (yoy) menjadi Rp 2,43 triliun.
Adapun MAIN membukukan pendapatan senilai Rp 3,07 triliun pada semester I-2018 atau menanjak 13,70% (yoy). Bersamaan dengan itu, laba bersih emiten tersebut melesat 349,77% (yoy) menjadi Rp 121,08 miliar.
Analis Danareksa Sekuritas, Adeline Solaiman mengatakan, kinerja mengesankan emiten-emiten di sektor poultry tak lepas dari kenaikan harga ayam broiler dan DOC yang mencapai puncaknya pada kuartal kedua lalu. Hal ini bertepatan dengan adanya momen libur lebaran yang mana permintaan terhadap kedua jenis ayam tersebut meningkat.
Bahkan, harga ayam broiler dan DOC masih menunjukkan kenaikan hingga Juli kemarin. Ia menyebut harga ayam broiler naik 6,2% (mom) atau 37,8% (yoy) menjadi Rp 22.960 per kilogram pada akhir Juli lalu. Sedangkan harga penjualan rata-rata atau average selling product (ASP) ayam broiler hingga Juli telah naik 23,8% (yoy) menjadi Rp 20.457 per kilogram.
Setali tiga uang, harga ayam DOC meningkat 4,4% (mom) atau 44,9% (yoy) menjadi Rp 5.531 per DOC pada Juli silam. Di periode yang sama, ASP ayam DOC mencapai Rp 5.065 per DOC atau naik 24,5% (yoy). “Kenaikan harga yang masih terjadi hingga awal semester kedua merupakan hal yang positif bagi pelaku industri poultry,” imbuhnya, Jumat (3/8).
Dia menilai, kinerja emiten-emiten poultry masih berpeluang kembali meningkat sepanjang semester kedua tahun ini. Hanya saja, momen peningkatan kinerja baru akan terjadi di kuartal IV nanti seiring adanya libur akhir tahun yang umumnya memicu permintaan terhadap ayam broiler dan DOC.
“Kemungkinan kembali meningkat tetap ada, tapi mungkin tidak akan jauh berbeda dengan kondisi di semester pertama,” kata Adeline.
Adeline pun menilai netral terhadap sektor poultry karena harga sahamnya sudah naik signifikan sepanjang tahun ini. Namun, jika dilihat dari potensi pertumbuhan kinerjanya, ia menjagokan JPFA dengan rekomendasi beli dengan target Rp 2.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News