kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja emiten LQ45 tumbuh gemilang


Rabu, 14 Maret 2018 / 08:08 WIB
Kinerja emiten LQ45 tumbuh gemilang
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar emiten LQ45 sudah merilis kinerja keuangan 2017. Pendapatan dan laba bersih emiten yang tergabung di indeks saham likuid ini cukup memuaskan. Dari data yang dihimpun Kontan.co.id, sebagian besar emiten LQ45 mencetak pertumbuhan laba dua digit.

Sektor perbankan, konstruksi dan pertambangan tampil gemilang. Hanya Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) yang tumbuh satu digit, sebesar 5% year on year. Keenam emiten bank yang masuk dalam indeks terencer ini mencetak rata-rata pertumbuhan pendapatan 7,76% dan laba bersih 18,99%. (lihat tabel)

Sektor energi dan pertambangan juga membukukan kinerja tinggi. Emiten tambang batubara seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menuai keuntungan dari membaiknya harga komoditas.

Franky Riyandi Rivan, analis Kresna Sekuritas, mengatakan, kinerja apik sektor pertambangan dan perbankan masih bisa berlanjut hingga akhir 2018. Saham sektor tambang memang cukup tertekan belakangan ini, lantaran adanya aturan domestic market obligation (DMO). Namun, Franky bilang, sektor ini masih akan unggul. Pasalnya, harga batubara global masih dalam tren bullish.

Sementara itu, kinerja sektor perbankan juga diramal masih positif. Franky menjagokan saham BBCA dan PTBA. "Target harga PTBA ada di Rp 4.000," ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (13/3).

Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas, menilai, sektor konsumer juga tak kalah menarik. Meski di 2017 lalu kinerja sektor ini tumbuh pelan, Lucky memprediksi di tahun politik, kinerja sektor barang konsumsi akan mendapat angin segar. Saham INDF, ICBP dan UNVR pun bisa dikoleksi.

Sementara itu, di sektor perbankan, Lucky masih menyukai saham BBRI, BBCA, BMRI dan BBNI.

Saham pemberat

Di sisi lain, tetap ada saham-saham yang diprediksi bisa menjadi penggerus indeks LQ45. Di antaranya, emiten yang berpotensi terkena fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Misalnya saja, KLBF dan ASII. "Ini menjadi alasan sejak akhir Januari lalu saham ASII melemah," ujar Franky.

Saham sektor perkebunan memang bisa diuntungkan dengan penguatan dollar AS. Namun, adanya moratorium lahan membuat emiten sektor ini sulit melakukan ekspansi. Sejumlah saham big caps, seperti TLKM, PGAS, HMSP dan GGRM juga masih bisa menjadi pemberat indeks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×