kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja emiten BUMN mulai membaik, ini saham-saham jagoan analis


Rabu, 10 November 2021 / 08:05 WIB
Kinerja emiten BUMN mulai membaik, ini saham-saham jagoan analis


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja IDXBUMN20 masih tertekan sejak awal tahun. Hingga Selasa (9/11) indeks yang berisikan 20 emiten BUMN ini tercatat turun 2,99% ytd.

Head of Investment Research Infovesta, Wawan Hendrayana mengatakan bahwa tahu ini Indonesia mengalami pandemi Covid-19 varian delta sehingga pemerintah memperketat kebijakan PPKM. Akibatnya, banyak emiten yang mengalami penurunan kinerja dan berdampak pada penurunan harga sahamnya.

"Terutama yang berkaitan dengan konstruksi dan properti yang mengalami penurunan sehingga wajar kalau indeks ini turun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (9/11).

Berdasarkan data RTI, dari 20 saham BUMN hanya 8 saham yang mengalami kenaikan harga sejak awal tahun. Sedangkan sisanya memiliki kinerja negatif.

Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen tembus level optimistis, saham barang konsumsi bisa dilirik

Adapun, 5 emiten yang membukukan kinerja terbaik yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 20,93%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 14,17%, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) naik 12,50% PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) naik 12,08%, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 8,70%.

Sementara, dari emiten konstruksi yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk turun 27,04%, PT PP (Persero) Tbk turun 33,78%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk turun 34,26%, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk turun 36,11%.

Hingga September 2021, beberapa emiten telah merilis laporan keuangan kuartal III. Hampir seluruhnya mencatatkan pertumbuhan laba bersih selama sembilan bulan kemarin.

Terbaru, JSMR mencatatkan laba bersih yang melesat 375,52% yang didorong keuntungan dari pelepasan investasi. Padahal, pendapatan operator jalan tol itu hanya tumbuh 0,80% yoy.

Wawan mencermati, melesatnya laba bersih JSMR lantaran perusahaan memiliki basis yang rendah. "JSMR naik signifikan karena sebelumnya juga turun signifikan, jadi basisnya rendah. Makanya ketika ada kenaikan kinerja, secara persentase besar sekali," tuturnya.

Baca Juga: IHSG diramal menguji all-time high pada Rabu (10/11), saham-saham ini bisa dilirik

Sementara untuk sektor konstruksi, PTPP dan ADHI telah mengumumkan laporan keuangan kuartal III. Hasilnya, laba bersih ADHI tumbuh 10,59% yoy dan laba bersih PTPP tumbuh 207,46% yang mana juga terdorong dengan laba atas divestasi investasi entitas asosiasi dan jangka panjang lainnya.

Wawan berpendapat bahwa secara laporan keuangan memang ada perbaikan, tetapi, dari sisi fundamental rata-rata belum terlalu baik. Sebabnya, utang yang dimiliki sektor konstruksi juga cukup besar. Selain itu, proyek juga terus berjalan sehingga perusahaan juga masih mencari pendanaan.

"Bahkan, anak usaha dari sektor konstruksi ada yang terjerat kasus PKPU dan sebagainya sehingga memang sektor ini masih menjadi pemberat," terangnya.

Di sisi lain, ia menilai investor lebih mencari yang memiliki konsistensi. Karenanya, investor akan mencermati hasil laporan keuangan kuartal III dan kuartal IV. "Apalagi ekspektasinya tahun depan ada pemulihan ekonomi jadi investor akan melihat apakah saham BUMN ini akan diuntungkan dengan kondisi itu," tambahnya.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, laba yang diperoleh dari hasil divestasi akan menjadi perhatian pelaku pasar. "Memang laba tetap laba, tetapi tidak mungkin setiap bulan melakukan divestasi," sebutnya.

Secara keseluruhan, Wawan memproyeksikan IDXBUMN20 masih berpeluang untuk ditutup di zona hijau. Optimisme tersebut lantaran IHSG hari ini juga ditutup di rekor tertingginya dan juga pada Desember harapannya ada windows dressing sehingga diproyeksikan masih bisa ditutup positif sekitar 1%.

Demikian halnya dengan Nico, ia menilai indeks tersebut masih bisa bertumbuh. Hal itu juga didorong sektor komoditas yang ada di dalam IDXBUMN20. Kemudian juga dari TLKM yang akan mendapatkan dana cukup besar hasil IPO anak usahanya, Mitratel

Dari sana, Pilarmas Investindo menjagokan sektor perbankan yakni BBRI, BBNI, BMRI, PTBA, dan TLKM. Sementara, Infovesta merekomendasikan sektor keuangan dan telekomunikasi karena dianggap menjadi penopang indeks ini.

Selanjutnya: Laba menyusut 51% pada kuartal III, simak rekomendasi saham XL Axiata (EXCL)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×