Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
Meski begitu, menurutnya ada kemungkinan harga batubara akan kembali rebound pada kuartal IV-2024. Hal itu didorong oleh pemangkasan produksi minyak harian oleh Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya yang berpotensi menaikkan harga energi menjelang musim dingin saat kebutuhan energi tinggi.
"Selain itu juga adanya pemulihan ekonomi China bila program bailout sektor properti berjalan lancar," ucapnya.
Melihat hal tersebut, Lionel menyarankan untuk para pelaku pasar untuk wait and see terlebih dahulu pada saham batubara. Menurutnya penurunan saham emiten batubara masih akan berlanjut hingga akhir kuartal III 2024.
Baca Juga: Saham CUAN Langsung ARB Pasca Suspensi Dibuka, Begini Rekomendasi Analis
Sementara itu, Junior Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty Hafiya justru cukup yakin saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengoleksi saham-saham batubara di tengah pengaruh harga batubara.
Ia menilai secara fundamental harga saham-saham emiten batubara masih cukup murah, hal ini terbukti dengan PBV ADRO, PTBA, dan INDY yang masih di bawah rata-rata lima tahunnya.
Meski begitu Arinda mengatakan para investor harus tetap memperhatikan fundamental perusahaannya serta potensi valuasi perusahaannya. "Yang tidak kalah penting juga tetap perhatikan situasi dan kondisi harga komoditas ke depannya," jelas Arinda.
Baca Juga: Proyek IKN Topang Kinerja Semen Indonesia (SMGR), Begini Rekomendasi Analis
Dengan begitu Arinda merekomendasikan untuk buy pada PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target Harga long term Rp 2.650 dan short term Rp 2.590, buy pada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan target Harga long term Rp 3.100 dan short term Rp 2.840 dan buy PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan target Harga long term Rp 1.400 dan short term Rp 1.305.
Sementara itu, Sukarno merekomendasikan untuk netral atau hold saham ADRO dengan target harga Rp 2.870 dan netral atau hold saham PTBA dengan target harga Rp 2.520.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News