Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Kinerja emiten alat berat kembali berguguran. Di paruh pertama 2013, pendapatan dan laba bersih emiten alat berat turun signifikan. Jika dirata-rata pendapatan tiga emiten alat berat menurun 23,34%, sedangkan laba bersih turun 40,95%
Emiten alat berat yang kinerjanya merosot paling dalam adalah PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) (lihat tabel). Penjualan alat berat yang semakin menurun masih menjadi penyebab anjloknya pendapatan HEXA di tahun ini. Sepanjang semester I-2013, pendapatan dari sektor alat berat turun 44,92% menjadi US$ 85,28 juta.
Parahnya, dua segmen pendukung lainnya, yakni penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan juga ikut menurun. Kontribusi bisnis suku cadang turun 27,93% year on year (yoy) menjadi US$ 26,97 juta. Sementara, unit jasa pemeliharaan melorot 11,24% menjadi US$ 21,08 juta.
Kinerja PT Intraco Penta Tbk (INTA) setali tiga uang dengan HEXA. Sebab, pendapatan INTA di enam bulan pertama tahun ini turun sebesar 12,67% menjadi Rp 1,44 triliun. Meski, beban pokok penjualan INTA menurun 18,6% menjadi Rp 1,09 triliun, tapi laba bersih INTA justru turun cukup dalam yakni sebesar 37,07).
Petrus Halim, Presiden Direktur INTA dalam keterangannya menyatakan, penurunan beban pokok penjualan ini ditunjang oleh optimalisasi rantai nilai (value chain) grup perusahaan. Optimalisasi ini sebagai upaya untuk meminimilasir dampak melorotnya permintaan alat berat dari sektor pertambangan.
Namun, sisi positif itu terhapus oleh lonjakan beban keuangan perusahaan. Di semester I-2013, INTA harus menanggung beban keuangan Rp 87,5 miliar, melonjak 88,58% dari Rp 46,39 miliar.
Emiten alat berat lain yang lebih dulu merilis laporan keuangannya adalah PT United Tractors Tbk (UNTR). Anak usaha Grup Astra ini pun bernasib sama. UNTR hanya mampu membukukan penjualan sebesar 24,9 triloun atau turun 18,65%. Akibatnya laba bersih UNTR juga tergerus.
Penurunan kinerja keuangan UNTR sudah dapat ditebak dengan menurunnya bisnis distribusi alat berat. Sepanjang semester I 2013, UNTR hanya mampu melego 2.452 unit alat berat dengan merek "Komatsu". Pencapaian ini turun 42% dari penjualan "Komatsu" di semester I 2012 yang bisa menjual 4.231 unit.
Gabriella Maureen Natasha, analis Danareksa Sekuritas menilai, buruknya kinerja emiten alat berat hingga akhir Juni disebabkan oleh fluktuasi harga komoditas dunia. Di kuartal I tahun ini, harga komoditas dunia sebetulnya membaik terutama nikel. Ini sempat mendorong penjualan alat berat seperti UNTR ke level normal yakni rata-rata 425 unit per bulan.
Namun, pertumbuhan ekonomi China yang pelan dalam beberapa bulan terakhir kembali berefek pada harga komoditas terutama batubara. Akibatnya, harga batubara jatuh ke level rendah sejak 2009. "Penjualan alat berat UNTR di Juni turun menjadi 326 unit," kata Maureen.
Kinerja Emiten Alat Berat | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> |
br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> |
Nama Emiten | Pendapatan | br /> | Pertumbuhan (%) | Laba Bersih | br /> | Pertumbuhan (%) | br /> |
br /> | Juni 2012 | Juni 2013 | br /> | Juni 2012 | Juni 2013 | br /> | br /> |
Hexindo Adiperkasa (HEXA) | 215,99 | 132,43 | (38,69) | 22,54 | 8,88 | (60,60) | br /> |
United Tractors (UNTR) | 30.610,41 | 24.901,29 | (18,65) | 3.087,19 | 2.309,70 | (25,18) | br /> |
Intraco Penta (INTA) | 1.652,97 | 1.443,59 | (12,67) | 43,21 | 27,19 | (37,07) | br /> |
Rata-rata | br /> | br /> | (23,34) | br /> | br /> | (40,95) | br /> |
br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> |
br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> |
*keterangan dalam miliar rupiah kecuali HEXA dalam juta dollar AS | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> |
Sumber: Laporan Keuangan Emiten, diolah | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> | br /> |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News