Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau memiliki prospek yang cukup positif dari segi kinerja, dana kelolaan reksadana pasar uang dinilai masih bisa turun. Kinerja rata-rata reksadana pasar uang dalam Infovesta Money Market Fund Index tumbuh 1,90% hingga akhir Juni lalu. Kendati begitu, dana kelolaan reksadana ini justru menurun dalam dua bulan terakhir.
Juni kemarin, dana kelolaan reksadana pasar uang berada di level Rp 51,82 triliun. Angka ini menyusut Rp 10,37 triliun dari posisi di bulan Mei sebesar Rp 62,19 triliun. Dana kelolaan reksadana tersebut juga berkurang Rp 9,42 triliun dibandingkan bulan April yang mencapai Rp 71,61 triliun.
Edbert Suryajaya, Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama menganggap, penurunan dana kelolaan sebagai keunikan dari reksadana pasar uang. Menurut dia, prospek kinerja dan dana kelolaan reksadana tersebut memang tidak selalu sejalan. Pasalnya, banyak investor yang sengaja memarkir dananya di reksadana pasar uang ketika pasar kurang kondusif.
Ketika membutuhkan dana dalam waktu dekat, investor tersebut akan melakukan redemption atas investasinya di reksadana pasar uang. Apalagi, likuiditas reksadana pasar uang tergolong paling baik di antara reksadana lainnya. “Dana kelolaan reksadana pasar uang bisa menurun walau kinerjanya menanjak,” terangnya, Jumat lalu.
Edbert menambahkan, hal terpenting yang perlu dilakukan oleh manajer investasi adalah tetap mempertahankan kinerja positif produknya. Dengan begitu, produk reksadana pasar uang akan tetap dilirik oleh investor.
Soni Wibowo, Direktur Bahana TCW Investment mengamini hal tersebut. Bahana masih akan mengandalkan deposito sebagai aset utama reksadana pasar uang ketika pasar tengah bergejolak. Selain itu, rencana BI yang akan kembali meluncurkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dapat menjadi opsi bagi pihaknya dalam mencari aset dasar portofolio reksadana tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News