Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Beban usaha di sembilan bulan tahun 2020 menurun 14% YoY. Penurunan ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya beban biaya infrastruktur yang lebih rendah (28% YoY) sebagai dampak dari adopsi IFRS 16.
Faktor selanjutnya adalah biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya juga turun 24% YoY, terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai dampak dari penurunan trafik penggunaan layanan voice. Terakhir, juga karena faktor biaya pemasaran yang turun 6%YoY setelah lebih banyak penggunaan saluran digital.
Trafik data sepanjang sembilan bulan pertama 2020 meningkat 47% yoy dari 2.386 Petabyte menjadi 3.496 Petabyte.
Sementara itu jika dihitung per kuartal, pada kuartal ketiga tahun ini, trafik data meningkat 4% QoQ. Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah total pelanggan, yaitu menjadi 56,9 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya sebanyak 55,7 juta.
Baca Juga: Ini rekomendasi saham Sarana Menara (TOWR) yang mencatat kinerja ciamik
Sementara, tingkat penetrasi smartphone pelanggan meningkat tipis dari 87% di kuartal sebelumnya menjadi 88%. Di sisi lain, rerata pendapatan per pelanggan atau ARPU campuran meningkat dari sebelumnya Rp. 34.000 menjadi Rp. 36.000 di periode yang sama tahun ini.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2020, EXCL, anggota indeks Kompas100 ini, juga mengenalkan beberapa penawaran baru, yaitu Fitur XTRA UNLIMITED TURBO dan Unlimited 1 jam untuk pelanggan layanan prabayar XL, dan paket Edu-Pack untuk pelanggan AXIS, juga myPRIO x unlimited untuk pelanggan pascabayar Prioritas.
"Pemanfaatan digital IT, artificial intelligent dan data analytics juga terus XL Axiata lanjutkan untuk mengidentifikasi apa saja kebutuhan setiap segmen pelanggan atas layanan telekomunikasi dan data," katanya.
Dengan demikian menurut Dian, perusahaan bisa lebih tepat dalam pembuatan produk layanan baru yang memang dibutuhkan setiap segmen pelanggan. Selain itu, penawaran produk juga bisa lebih terarah, sesuai dengan karakter setiap segmen.
Dari sisi kondisi finansial, neraca perusahaan juga tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah mendapat tambahan dari hasil penjualan menara. Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 4,8 triliun atau meningkat hingga 162% YoY.
XL Axiata saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi US Dollar, 59% di antaranya berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan.
Selanjutnya: Antisipasi dini XL Axiata guna hadapi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News