Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengukir kinerja cemerlang sejak awal tahun ini. Prospek harga nikel dunia yang menanjak hingga peluang dari akusisi PT Freeport Indonesia oleh induk holding tambang BUMN PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) turut memoles harga saham emiten ini.
Hingga Mei, volume produksi feronikel ANTM mencapai 10.618 ton nikel dalam feronikel (TNi) naik 51,3% dari capaian di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7.019 TNi. Sejalan dengan itu, penjualan feronikel juga melesat lebih tinggi hingga 97% menjadi 9.511 TNi dari sebelumnya 4.826 TNi.
Tak ketinggalan, komoditas emas Antam juga mencatat pertumbuhan volume produksi dan penjualan yang ciamik. Dalam lima bulan pertama tahun ini, volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai 900 kilogram. Penjualan pun melonjak 303% dari sebelumnya 3 ton menjadi 12,10 ton hingga akhir Mei lalu.
Lantas, harga saham ANTM pun ikut terdongkrak. Hari ini, harga saham bertengger di level Rp 900 per saham. Dihitung sejak awal tahun, harga saham ANTM sudah mencatat kenaikan 46,9%.
"Wajar saja harga saham Antam naik sepanjang tahun ini. Ini merupakan cerminan kinerja operasional dan keuangannya yang cemerlang juga," ujar Robertus Yanuar Hady, analis Kresna Graha Investama, Senin (16/7).
Menurut Robert, ANTM berhasil membalikkan kerugiannya di awal tahun lalu menjadi keuntungan. Tahun lalu, perusahaan pelat merah ini menutup separuh pertama dengan kerugian Rp 496,12 miliar. Sementara, hingga kuartal pertama 2018, ANTM telah membukukan laba bersih Rp 245,68 miliar atau naik 3.602,7% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Senada, analis Sinarmas Sekuritas Richard Suherman, dalam risetnya 10 Juli juga menyebut, kinerja operasional ANTM sepanjang tahun ini mengalami perbaikan signifikan. "Baik produksi maupun penjualan naik di semua divisi komoditasnya, yaitu nikel, emas, dan bauksit," tulis Richard.
Tambah lagi, tren kenaikan harga nikel dunia juga mendukung kinerja ANTM. Menurut Richard, harga nikel sudah naik 55% sepanjang tahun ini. Ia menilai, ke depan, produksi feronikel akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ANTM mengingat proyek tambang di Halmahera Timur memulai operasinya tahun ini.
"Sampai Maret lalu sudah komplet 55% proyeknya. Tambang Halmahera Timur ini diperkirakan akan menambah 50% kapasitas produksi feronikel dari yang ada sekarang," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News