Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saham dengan harga murah di Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat melimpah. Bahkan, banyak saham dengan harga di bawah banderol jajanan anak-anak. Meski harganya murah, ada saham yang tetap prospektif untuk investasi.
Salah satu saham harga receh adalah BRMS dari PT Bumi Resources Minerals Tbk. Pada perdagangan Jumat 10 November 2023, harga saham BRMS ditutup di level 172, turun 2 poin atau 1,15% dibandingkan sehari sebelumnya.
Sebagai pembanding, harga jajanan anak-anak yang cukup terkenal yakni cilok paling murah Rp 500 per biji. Artinya, beli cilok 2 biji setara dengan 5 saham BRMS.
Analis Minna Padi Investama, Andre Setiawan rekomendasi beli saham BRMS. Hal ini karena kinerja BRMS pada tahun 2023 sangat bagus. Selain itu, prospek BRMS ke depan juga cerah.
"Rekomendasi beli saham BRMS dengan target harga Rp 225," ungkap Andre.
Ya, kinerja BRMS hingga sebulan pertama tahun 2023 sangat mentereng karena penguatan harga emas. Ini tercermin dari realisasi harga jual emas BRMS yang mengalami kenaikan.
Director & Chief Investor Relations Officer Bumi Resources Minerals Herwin W. Hidayat menyebut, hingga sembilan bulan pertama tahun ini, harga jual emas BRMS berada di kisaran US$ 1.914 per oz. Artinya, ada peningkatan 6% dari harga jual BRMS pada periode yang sama di tahun lalu yang sekitar US$ 1.805 per oz.
Selain peningkatan harga jual, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini juga mencatat kenaikan kinerja produksi. BRMS mencatatkan produksi emas sebesar 511 kg atau setara 16.437 oz hingga kuartal III 2023. Jumlah ini merefleksikan kenaikan sebesar 328% dari periode yang sama di tahun lalu.
Kinerja produksi yang semakin membaik disebabkan pengoperasian pabrik emas kedua yang terus meningkat menuju kapasitas penuh.
Alhasil, kombinasi dari kenaikan harga jual dan kenaikan produksi turut menyepuh kinerja keuangan BRMS. Per kuartal III-2023, emiten tambang mineral ini membukukan pendapatan senilai US$ 32,74 juta.
Realisasi ini melonjak 294% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya US$ 8,32 juta. Angka ini juga berhasil melampaui pendapatan BRMS di 2022 yang kala itu mencapai US$ 11,64 juta.
Dari sisi bottomline, BRMS membukukan kenaikan laba bersih hingga 65% menjadi US$ 10,6 juta dari sebelumnya hanya US$ 6,47 juta di periode yang sama tahun lalu.
Herwin optimistis, harga emas masih cukup prospektif ke depan. “Untuk pergerakan harga emas ke depan diharapkan bisa di kisaran US$ 1.950- US$ 2.000 per oz,” kata Herwin kepada Kontan.co.id, Minggu (12/11).
Estimasi ini mengacu pada proyeksi beberapa institusi keuangan yang memproyeksi harga emas masih bullish dan memprediksi harga emas bisa bertengger ke level US$ 2.000 per oz di tahun 2024.
Adapun BRMS melalui anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM) baru saja menemukan tambahan sumberdaya dan cadangan mineral di Blok 1 (Poboya) di Palu, Sulawesi Tengah.
Penambahan sumberdaya tersebut berasal dari prospek River Reef, prospek Hill Reef 1, dan prospek baru di Watuputih yang berada di sebelah barat River Reef.
Alhasil, penemuan tersebut meningkatkan jumlah sumberdaya mineral yang ada di Citra Palu Minerals sebesar 50% dari sebelumnya 28,4 juta ton bijih menjadi 42,7 juta ton bijih dengan rata-rata kadar emas 2,6 g/t.
Selain itu, jumlah cadangan mineral yang dikelola oleh Citra Palu Minerals juga meningkat sebesar 38% dari sebelumnya 22,8 juta ton bijih menjadi 31,5 juta ton bijih, dengan rata-rata kadar emas sebesar 2,4 g/t.
Itulah rekomendasi saham dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga cilok. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News