kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Kinerja Astra International (ASII) Turun di Semester I 2024, Cek Rekomendasi Sahamnya


Selasa, 30 Juli 2024 / 21:14 WIB
Kinerja Astra International (ASII) Turun di Semester I 2024, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan kinerja di semester I 2024.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan kinerja di semester I 2024.

Melansir laporan keuangan, ASII mencatatkan laba bersih sebesar Rp 15,85 triliun di semester I 2024, turun 9,12% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 17,44 triliun.

Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh turunnya pendapatan ASII. Pada semester I-2024, ASI mencatatkan pendapatan Rp 159,96 triliun, turun 1,49% dari Rp 162,39 triliun di periode sama tahun lalu.

Secara rinci, pendapatan ASII mayoritas disumbang oleh segmen otomotif sebesar Rp 65 triliun. Lalu, segmen alat berat dan pertambangan Rp 64,51 triliun, segmen jasa keuangan Rp 15,91 triliun, serta segmen agribisnis Rp 10,31 triliun.

Kemudian, segmen infrastruktur Rp 4,05 triliun, teknologi informasi Rp 1,28 triliun, dan segmen properti Rp 520 miliar. Pendapatan tersebut lalu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp 1,64 triliun.

Baca Juga: Laba Bersih Astra International (ASII) Turun 9,12% di Semester I 2024

Beban pokok ASII tercatat turun 1,10% yoy ke Rp 124,36 triliun di akhir Juni 2024. Alhasil, laba bruto menjadi Rp 35,6 triliun, turun 2,81% yoy.

Presiden Direktur Djony Bunarto Tjondro mengatakan, penjualan mobil dan sepeda motor masing-masing turun 17% dan 4%.

“Ini merefleksikan pelemahan pasar nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (30/7).

Kinerja bisnis pertambangan di semester I 2024 terdampak oleh pelemahan harga batubara. Sementara, kontribusi yang lebih tinggi berasal dari bisnis jasa keuangan, agribisnis, serta infrastruktur dan logistik.

“Kinerja Grup yang turun di paruh pertama tahun 2024 ini merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan akibat harga batu bara yang lebih rendah,” paparnya.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama melihat, penurunan kinerja ASII disebabkan salah satunya oleh suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang masih tinggi di level 6,25%. 

“Tingginya suku bunga acuan BI membuat suku bunga kredit kendaraan bermotor ikut naik, sehingga menurunkan daya beli dan permintaan masyarakat,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (30/7).

Menurut Nafan, pemulihan permintaan untuk kendaraan bermotor itu butuh waktu yang cukup lama.

Sebab, penurunan suku bunga diperkirakan baru akan terjadi di kuartal IV 2024. Sehingga, pemulihan permintaan kendaraan bermotor baru akan terjadi di awal tahun 2025.

Nafan melihat, kinerja ASII di semester II 2024 juga tak akan berbeda jauh dengan kinerja di paruh pertama tahun ini.

“Di akhir tahun mungkin bisa membaik permintaannya, karena biasanya ada diskon untuk pembelian kendaraan bermotor,” tuturnya.

Namun, persaingan penjualan dengan brand lain juga patut diperhatikan, terutama dengan brand asal China yang peminatnya mulai banyak.

“Tapi, paling tidak masih relatif stagnan untuk kinerja fundamentalnya. Pemulihannya baru akan terjadi di awal tahun depan,” paparnya.

Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk saham ASII dengan target harga terdekat Rp 4.640 per saham.

Analis Bahana Sekuritas Christine Natasya melihat, pertumbuhan volume penjualan mobil masih negatif karena kondisi makro.

Harga saham ASII pun tertekan belakangan ini karena volume penjualan mobil yang masih berada di bawah tekanan pada semester I 2024, yaitu turun sekitar 20% yoy. 

“Hal ini didorong oleh melemahnya daya beli, meningkatnya penggunaan angkutan umum, dan masyarakat memilih membeli mobil bekas karena harganya yang relatif lebih murah,” ujarnya dalam riset bulan Juli 2024.

Baca Juga: BBNI Kembali Menggusur ASII di Posisi 10 Big Caps

Christine memperkirakan, volume penjualan mobil nasional pada semester II akan mencapai rata-rata 70.000 unit per bulan. Ini mengakibatkan penurunan estimasi volume penjualan di semester II sebesar 15,9% yoy. 

“Volume penjualan mobil ASII di tahun 2024 juga diperkirakan akan menurun sebesar 17,4% yoy. Ini menyebabkan penurunan pendapatan divisi otomotif ASII pada tahun 2024 kira-kira sebesar 9,3% yoy,” paparnya.

Dalam jangka pendek, peluncuran model-model baru yang terus dilakukan ASII selama beberapa tahun terakhir akan menjadi katalisator kinerja perseroan.

Sementara, dalam jangka panjang, pemulihan daya beli Indonesia bisa meningkatkan kinerja ASII. Sebab, tingkat penetrasi mobil yang lebih tinggi di daerah dengan PDB per kapita yang lebih tinggi, seperti Jakarta, menyebabkan kejenuhan pasar. 

Meskipun demikian, penetrasi mobil masih sangat rendah, terutama di daerah pedesaan dengan rata-rata PDB per kapita di Indonesia di bawah Rp 5 juta per tahun.

“Ini menunjukkan masih adanya ruang yang luas untuk pertumbuhan kinerja ASII di masa depan,” ungkapnya.

Christine merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 5.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×