kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Astra Agro Lestari (AALI) terkoreksi paling dalam, apa rekomendasi analis?


Jumat, 06 Maret 2020 / 22:41 WIB
Kinerja Astra Agro Lestari (AALI) terkoreksi paling dalam, apa rekomendasi analis?
ILUSTRASI. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 menjadi periode yang berat bagi beberapa perusahaan grup Astra. Salah satunya, bagi perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk. Perusahaan dengan kode emiten AALI itu membukukan penurunan yang cukup dalam dari sisi pendapatan maupun laba bersihnya. 

Berdasar laporan keuangannya, AALI membukukan koreksi sedalam 8,55% year on year (YoY) pada pendapatannya. Pada tahun 2018 pendapatan Astra mencapai Rp 19,08 triliun, tahun lal menjadi Rp 17,45 triliun.

Baca Juga: Mencermati saham-saham Grup Astra yang menarik dikoleksi tahun ini

Sementara itu, labanya terkoreksi lebih dalam lagi 85,32% YoY menjadi Rp 211,12 miliar. Padahal pada tahun 2018, AALI bisa mengantogi laba hingga Rp 1,44 miliar. 

Asal tahu saja, jika dibandingkan emiten Grup Astra lainnya, AALI menjadi satu-satunya emiten yang mencatatkan penurunan baik dari sisi top line dan bottom line. 

Meskipun kinerjanya kurang memuaskan, Chris Apriliony, Analis Jasa Utama Capital masih menganggap saham AALI menarik. Ia merekomendasikan buy on weakness AALI di area Rp 9.500 dengan target harga Rp 11.000. 

Baca Juga: IHSG berbalik turun ke zona merah jelang siang ini

Menurut Chris, tergerusnya kinerja AALI secara signifikan di sepanjang tahun 2019 dipicu oleh harga Crude Palm Oil (CPO) yang menurun. Akan tetapi, harga CPO saat ini menunjukkan adanya peningkatan, sehingga di tahun 2020 kinerja AALI berpotensi lebih baik dibandingkan tahun lalu. 

Sementara itu, Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan prospek AALI bisa positif jika harga komoditas CPO kembali pulih dan penerpaan B30 bisa diterapkan maksimal. Akan tetapi, untuk sementara Sukarno menyarankan wait and see terlebih dahulu untuk saham-saham  Astra yang mengalami koreksi cukup dalam. 

" Kita harus tunggu kinerja yang terbarunya seperti apa," jelasnya.

Sekadar informasi, kinerja yang berat juga dialami oleh PT Acset Indonusa Tbk. Perusahaan dengan kode emiten ACST itu mengalami kerugian hingga Rp 1,14 triliun, padahal pada tahun 2018 ACST mengantongi laba hingga Rp 18,29 miliar. 

Baca Juga: Pendapatan turun tipis, laba Astra International (ASII) mencapai Rp 21,71 triliun

Koreksi dari sisi bottom line juga dirasakan oleh perusahaan Astra yang bergerak di bidang printing and digital services, PT Astra Graphia Tbk. Perusahaan dengan kode emiten ASGR itu  mencatatkan penurunan laba sebesar 7,18% year on year (YoY) dari sebelummya Rp 250,99 miliar menjadi Rp 270,4 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×